Mohon tunggu...
Klarissa Shakila
Klarissa Shakila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I love pretty things

Selanjutnya

Tutup

Politik

Opini: Pemilu Semakin Dekat, Etika Paslon 02 Dipertanyakan Karena Menormalisasi Penggunaan AI untuk Berkampanye di Pemilu 2024

11 Februari 2024   20:40 Diperbarui: 11 Februari 2024   21:07 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampanye 02 menggunakan AI (sc: twitter)

Dalam pemilu 2024, ada tiga kandidat calon presiden dan calon wakil presiden yang mencalonkan diri. Capres dan cawapres nomor urut 02 yaitu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi perbincangan hangat di berbagai forum. Topik dari perbincangan tersebut adalah ketidakselarasaan program kerja dengan praktik lapangan pada saat masa kampanye. Salah satu program kerja yang diusung oleh peserta nomor urut 02 adalah hilirisasi digital yang berarti pemanfaatan media digital dalam aspek kehidupan. Namun sayangnya, pemanfaatan media digital dalam masa kampanye yang dilakukan oleh pasangan nomor urut 02 terpantau tidak bijak.

Dalam rangka kampanye, banyak calon yang mencetak spanduk, baliho, umbul-umbul dan media kampanye lainnya untuk mempromosikan diri. Akan tetapi, banyak pihak yang tidak bisa mentoleransi penggunaan AI atau kecerdasan buatan untuk ilustrasi dalam kampanye paslon no urut 02. Penggunaan AI tersebut tidak hanya untuk sebuah ilustrasi yang dianggap cacat, namun ada pula rangka tubuh atau bagian wajah yang disunting menjadi bagian tubuh paslon 02.

Selain mengundang amarah dari para ilustrator yang diambil alih pekerjaannya, salah satu editan AI cawapres 02 juga menyebabkan para penggemar K-Pop marah karena menggunakan hak cipta dari seorang aktor sekaligus penyanyi asal Korea Selatan, Do Kyungsoo. Penggunaan AI juga disadari oleh khalayak ramai dikarenakan banyaknya ilustrasi yang dirasa rumpang dan cacat. Hal tersebut dikarenakan AI hanya melakukan generator secara otomatis tanpa menyelaraskan dengan objek aslinya.

Paslon No 02 Tidak Mendengarkan Aspirasi Masyarakat

Penggunaan AI di lini masa sekarang memang tidak bisa dihindari. Namun jika penggunaan AI dilakukan secara berlebihan, tidak menghormati hak ilustrator, maka hak tersebut bisa menjadi domino untuk paslon 02. Paslon 02 selalu mengangungkan program kerja mereka yang mengusung kemajuan teknologi, namun sayangnya hal ini tidak berjalan selaras dan jatuhnya malah melakukan penyalahgunaan.
Jika kita perlu menyebutkan siapa pihak yang bertanggung jawab dengan kasus ini, kita bisa menyandarkannya pada tim sukses paslon 02. Tetapi, kita juga tidak bisa menyalahkan tim sukses secara keseluruhan karena banyak masyarakat yang sudah melayangkan teguran dan menyarankan timses maupun paslon 02 untuk membeli karya dari ilustrator untuk menghargai eksistensi mereka. Namun sayangnya pendapat tersebut sepertinya tidak tersampaikan hingga masih berjalan hingga sekarang. Hal ini dengangamblang membuktikan bahwa mereka tidak mendengar aspirasi dari masyarakat terkait bahaya dari AI sendiri: pemanipulasian data dan pelanggaran etika. Lalu bagaimana jadinya Indonesia lima tahun kemudian memiliki pemimpin yang tidak mendengar aspirasi dari masyarakat dan meremehkan pekerjaan anak bangsa?

Atas perlakuan tersebut, banyak pula yang membandingkan kampanye paslon 02 dengan paslon 01 dan 03 yang membeli hak cipta ilustrasi dari ilustrator yang telah berpartisipasi dalam kampanye mereka. Sempat menjadi pembahasan hangat pula di mana cawapres 02 yang meminta izin untuk menggunakan salah satu karya dari ilustrator, akan tetapi tanpa menyebutkan “terima kasih”, hingga hal tersebut menjadi perbincangan tentang cawapres 02 yang tidak tahu tentang tata krama dasar.

Penyalahartian Hilirasasi Digital

Program kerja hilirisasi digital yang diusung oleh paslon 02 memang begitu potensial untuk memajukan bangsa dengan tetap mengikuti arus teknologi. Sayangnya, jika kita buka kembali tiap lembaran fakta yang ada, selama masa kampanye, hilirasasi digital justru disalahartikan dan disalahgunakan menjadi media kampanye yang tidak berkualitas. Padahal dalam visi dan misinya, paslon 02 juga menjanjikan keterlibatan generasi muda untuk memajukan potensi AI di Indonesia.
Dalam kampanye diharapkan paslon 02 dapat menggunakan hak kampanye dengan benar. Dengan merangkul tim sukses untuk kreatif tanpa mengambil hak dan merugikan orang lain, kampanye dapat berjalan tanpa membuat konflik yang menyebabkan terjadinya perpecahan pendapat. Kampanye juga seharusnya dapat menjadi media atau sarana generasi muda dalam menyuarakan pilihan mereka secara vokal serta diterima sarannya demi perwakilan suara dari masyarakat.

Sebagai pemilih, kita juga harus cerdas dan kritis dalam menilai informasi dan konten yang disajikan oleh capres 02. Kita harus memastikan bahwa visi dan misi yang disampaikan sesuai dengan diri kita sendiri dan mengevaluasi apakah capres 02 benar- benar mendengarkan aspirasi dari masyarakat. Maka setelahnya, kita dapat memilih pilihan terbaik kita berdasarkan pikiran cerdas serta kritis. Diharapkan pula seluruh Masyarakat Indonesia untuk tidak golput agar hak memilihnya tidak sia-sia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun