Mohon tunggu...
Klarissa Senjaya
Klarissa Senjaya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswi di Sekolah Citra Berkat

INFJ yang hobi mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gak Mau Ngerjain? Ini Cara Biar Siswa Makin Disiplin!

13 Januari 2025   11:38 Diperbarui: 13 Januari 2025   11:38 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis: Chaleena Diminsa Panambunan & Klarissa Senjaya
Meilani Sandjaja., M.Psi., psikolog
Cicilia Larasati Rembulan., M.Psi., psikolog
Livia Yuliawati.,S.Psi., M.A., Ph.D

"Ah, nanti aja aku kerjainnya."

Itu adalah kata-kata yang sering diucapkan oleh siswa-siswa. Seringkali realita berbeda bagi para siswa, yang pada awalnya menunda akhirnya tidak mengerjakan tugasnya sama sekali. 

Kedisiplinan adalah soft skill dan suatu hal yang harus dimiliki semua orang begitupun dengan siswa, disiplin sendiri merupakan bentuk ketaatan yang tulus, yang didasari oleh kesadaran untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab, serta disiplin menurut Hurlock (1990)  merupakan cara masyarakat untuk mengajar anak perilaku yang bermoral. Dengan demikian ada rasa tanggung jawab yang kuat dari siswa untuk melakukan tanggung jawabnya. Menurut Nadezda & Jozef (2010), disiplin adalah suatu kondisi di mana individu maupun kelompok memastikan kepatuhan terhadap perintah dan menunjukkan inisiatif untuk melakukan tindakan yang diperlukan meskipun tanpa adanya perintah. Ketika disiplin diabaikan, seseorang cenderung terasing dari orang lain karena kesulitan dalam mengelola waktu, mematuhi aturan, dan memenuhi tanggung jawab atas tugas yang diberikan. 

Sikap disiplin dalam proses pembelajaran dapat menjadi faktor penentu dalam hasil belajar siswa. Hal ini tercermin dalam nilai yang diperoleh. Menurut Tu'u (2004) siswa yang memiliki disiplin belajar yang tinggi akan menunjukkan kesiapannya dalam mengikuti pelajaran kelas, mengerjakan tugas-tugas pekerjaan rumah dan memiliki kelengkapan belajar misalnya buku dan alat belajar lainnya. Siswa yang disiplin biasanya memiliki nilai yang lebih baik dan memuaskan dibandingkan dengan siswa yang kurang disiplin. 

Tentunya, seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah tersebut. Tetapi tetap saja masih banyak siswa dan siswi melakukan pelanggaran atas peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Hal-hal yang sering mereka langgar seperti datang ke sekolah tidak tepat waktu (telat), bolos sekolah, keluar kelas pada jam pelajaran, tidak mengerjakan tugas, mencontek ketika ulangan dan ujian. Ini dikarenakan karena tidak adanya kedisiplinan. 

Tapi kenapa bisa ketidak disiplinan dalam pengerjaan tugas bisa terjadi? Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini. Dalam sebuah observasi di SDN X, dimana penulis dapat melihat keadaan kelas 4 disana. Penulis melihat bahwa kebanyakan dari siswa tidak mengerjakan tugasnya, dan meskipun begitu tidak ada teguran atau sanksi yang diberikan oleh sang guru. Ketika ada siswa yang mengerjakan tugasnya, hal ini diabaikan sehingga terlihat kurang adanya motivasi bagi siswa untuk menuntaskan tugas yang diberikan dari sekolah. Menurut Edward Thorndike (1927), hukum Law of Effect, ketika sebuah tindakan diikuti dengan hal yang memuaskan, maka kemungkinan perilaku akan diulang menjadi lebih tinggi. Sebaliknya, jika sebuah tindakan diikuti dengan hal yang tidak memuaskan, maka tindakan itu akan menurun atau tidak diulangkan lagi. Dalam situasi SDN X, guru tidak memberikan hukuman sehingga ketelatan dalam mengumpulkan tugas, bahkan tidak melakukannya terus berlangsung. Kemudian ketika ada siswa yang melakukan tugasnya, mereka diabaikan sehingga tidak ada tindakan memuaskan yang akan mendorong mereka untuk melakukan perilaku rajin ini menerus. 

Selain itu faktor yang mempengaruhi kedisiplinan adalah terkait dengan teman sebaya. Ketika para siswa melihat siswa lainnya tidak mengerjakan tugas maka, siswa lainnya akan merasa terdorong untuk tidak mengerjakan tugasnya juga. Ini senada dengan teori yang diberikan oleh Stern (Wicaksono, 2013) dimana kedisiplinan dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama dukungan sosial dapat mempengaruhi seseorang untuk bersikap disiplin. Ini adalah hal yang sering terlihat dalam banyak sekolah, jika sekolah memiliki banyak siswa yang kurang disiplin maka majoritas akan mengikutinya. Jika dibandingkan dengan sebuah sekolah yang dipenuhi dengan siswa rajin, maka kemungkinan besar siswa lain akan mengikutinya. 

Ketika siswa kurang memiliki disiplin ia akan kesusahan untuk menuntaskan kewajiban serta tanggung jawabnya mereka dalam kehidupan sehari-hari. Maka karena itu wajib adanya kebijakan yang konsisten dari pihak sekolah. Guru harus jelas dalam pemberian tugasnya, dalam ini juga harus ada sistem penilaian, deadline yang jelas, pemberian reward, serta sanksi atau hukuman yang akan diberikan kepada para siswa. Kenapa harus guru yang berlagak dalam situasi ini? Karena kedisiplinan berfungsi sebagai pengejar pengendalian diri, menghormati dan mematuhi otoritas (Sobur, 2008). Kedisiplinan terjadi ketika mereka mengikuti otoritas. Otoritas yang mereka lihat setiap hari adalah guru, jika guru tidak dapat memberikan kebijakan yang baik maka kedisiplinan pun tidak dapat terwujudkan dalam kelas. 

Untuk mengatasi permasalahan, penulis menyarankan sistem poin yang diterapkan untuk setiap siswa. Setiap siswa akan mulai dengan 0 poin, dan dalam setiap bulan akan ada rewards yang bisa dicapai oleh para siswa jika mereka mendapatkan banyak poin. Contohnya adalah jika mereka mendapatkan 20 poin, mereka bisa memilih stiker dari koleksi guru, jika mendapatkan 40 poin mereka dapat snack, dan jika mendapatkan 80 poin mereka dapat memilih aktivitas seru untuk dilakukan dalam kelas. Poin ini akan dicatat dalam buku pribadi guru sehingga tidak akan terjadi penghakiman atau rasa malu jika ada siswa yang poinnya sedikit. Poin dapat bertambah jika siswa menuntas tugas dengan disiplin, misalnya +10 poin jika mengumpulkan tugas tepat waktu. Poin juga dapat dikurangi, jika mereka tidak mengumpulkan tepat waktu poin akan dikurangi seperti -4 poin. Tetapi supaya tidak terjadinya demotivasi, siswa akan diberikan kesempatan untuk penambahan poin. Seperti menyelesaikan tugas tambahan, atau harus membantu dalam kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun