Mohon tunggu...
Fiksiana

Love or Hate? (Bab 03)

16 Mei 2015   05:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:57 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Seorang Koki

Senin, 7 Maret 2129 di kota Harvei. Pukul 13.36.

Reina masuk ke Dearest Resto restoran kecil yang ada di dekat toko buku tempat Reina bekerja. Reina duduk dan mengambil daftar menu lalu segera memesan sepiring makanan tradisional dan segelas air.

“Aaron! Adam tidak masuk kerja hari ini. Masak pesanan meja 11 dan antarkan padanya.” Pria yang bertanggung jawab di Dearest Resto berkata dengan suara lantang.

Koki yang dimaksudkan tadi mengangguk menanggapi permintaan manajer. Koki segera memasak dan mengantarkan pesanan ke meja 11 yang dimaksudkan oleh manajer.

Koki meletakkan piring pesanan di atas meja 11 tempat Reina duduk. “Selamat menikmati” kata sang koki.

“Permisi, bisakah kau memberiku semangkuk acar? Tanya Reina yang sibuk mengelap sendok yang ia ambil dari meja.

Koki segera mengambil acar dan kembali ke meja tempat Reina duduk. “Silahkan.” Kata koki seraya menyodorkan mangkuk acar pada Reina.

Reina menoleh ke arah koki. “Terima kasih” kata Reina menerima mangkuk acar dari tangan koki. “Tsuga?!” Reina terkejut melihat bahwa koki yang saat ini melayaninya adalah anggota baru klubnya. “Kau bekerja di sini?” tanya Reina.

“Kita bicarakan nanti.” Kata koki yang ternyata adalah Tsuga.

“Baik.” Reina membalas perkataan Tsuga dengan senyuman.

“Selamat menikmati makananmu, nona.” Kata Tsuga lalu meninggalkan meja 11.

“Cih. Yang benar saja. ‘Nona’?” pikir Reina dalam hati seraya tersenyum.

Senin, 7 Maret 2129 di harBook Store tempat Reina bekerja. Pukul 16.07.

Reina menata buku yang baru saja tiba siang ini. Menyusun sesuai dengan judul dan jenis buku.

“Rei!” Mia bermaksud mengagetkan.

“Aku tidak akan terkejut.” Kata Reina santai seraya memisahkan buku-buku.

“Baik, baik.” Kata Mia kecewa. “Kau makan dimana tadi siang?” tanya Mia.

“Dearest Resto. Makanan di sana sangat enak. Kokinya pun baik.” Reina menjawab pertanyaan Mia.

“Oh. Kenapa tidak mengajakku?” tanya Mia dengan wajah memelas.

“Yang benar saja, Mia. Pak Manajer memanggilmu ke kantornya, bagaimana bisa aku mengganggumu?” kata Reina pada sahabatnya itu.

“Tapi kan, kau bisa menungguku.” Kata Mia masih dengan wajah melasnya.

“Kau bahkan belum keluar dari kantor Pak Majaner saat jam makan siang usai.” Reina menoleh ke arah Mia.

“Benar juga.” Mia menyetujui perkataan Reina. “Kalau begitu, kita ke restoran yang kau bilang tadi, ya. Besok.” Mia memaksa.

“Haruskah aku mengajakmu?” tanya Reina menunjukkan wajah isengnya.

“He? Kenapa kau begitu jahat, Rei?” Mia merengek kecil.

“Hahaha... Aku hanya bercanda.” Kata Reina menghibur Mia. “Besok saat jam makan siang, kita ke sana berdua, ya.” Kata Reina seraya melanjutkan pekerjaannya.

“Iya.” Mia akhirnya tersenyum.

Keesokan harinya saat makan siang, Reina menepati janjinya pada Mia kemarin sore. Reina mengajak Mia ke Dearest Resto.

“Kau mau makan apa?” tanya Reina pada Mia yang maih bingung memilih-milih menu.

“Aku...... sama dengan kau saja.” Jawab Mia yang tidak bisa memutuskan mau makan apa.

“Baik.” Kata Reina seraya mengangguk lalu memanggil pelayan.

“Pesanan apa yang anda pilih, nona?” tanya pramusaji dengan sopan.

“Kami akan memesan ini. 2 piring. Dan ini, 2 gelas.” Reina memesan sambil menunjuk-nunjuk daftar menu dengan jarinya.

“Baik, mohon menunggu.” Kata pramusaji lalu melangkah pergi.

“Memang seenak apa makanan di sini?” tanya Mia dengan ragu.

“Jangan meragukan pendapat sahabatmu ini. Aku ini ‘kan Ratu Kuliner. Hehehe..” Reina menyombongkan diri.

“Hah. Yang benar saja, Rei.” Mia membalas.

“Bercanda, Mia. Aku hanya bercanda.” Kata Reina mengambil sendok di atas meja. “Percayalah padaku. Makanan di sini memang enak.” Reina melanjutkan.

“Aku percaya, ‘Ratu Kuliner’.” Mia tertawa.

10 menit menanti, akhirnya makanan yang dipesan oleh Reina datang. Setelah menyicipi makanan yang tersedia di meja, Mia setuju dengan Reina. Rasa makanan di Dearest Resto memang enak.

“Rei, kau benar.” Mia menambahkan sambal ke atas piringnya.

“Tentang apa?” tanya Reina.

“Makanannya. Luar biasa.” Kata Mia mengambil sesendok acar dari mangkuk.

“Sekarang kau percaya?” tanya Reina berbasa-basi.

“Aku sudah bilang padamu sebelumnya, kan?” kata Mia, “Aku percaya padamu, Ratu Kuliner.” Lanjut Mia.

“Baik, baik. Cepat habiskan makananmu.” Ucap Reina kembali menyendokkan nasi.

“Iya.” Mia makan kembali. “Aku penasaran, seperti apa koki yang memasak makanan ini.” Ucap Mia spontan.

Reina tersedak lalu meminum air yang ada di gelasnya. “Sejak kapan kau peduli dengan siapa yang memasak makanan di restoran?” tanya Reina setelah menghilangkan kagetnya.

“Hanya penasaran.” Kata Mia. “Kenapa kau tersedak?” Mia menoleh ke aras Reina.

“Ti-tidak apa-apa.” Kata Reina terbata-bata.

Selesai makan siang di Dearest Resto, Reina dan Mia kembali ke harBook Store dan melanjutkan pekerjaan mereka.

“Paman, aku akan pulang sekarang.” Kata Tsuga pada Manajer Restoran Dearest Resto.

“Baik. Kau telah bekerja keras hari ini. Ambilah, ini untukmu.” Kata Pak Manajer pada Tsuga seraya menyerahkan beberapa potong roti yang terbungkus kertas.

“Bukankah kau akan membawa roti-roti ini untuk anakmu?” Tsuga bertanya dengan sungkan.

“Tidak. Hari ini anakku meginap di rumah temannya.” Pak Manajer Restoran menjelaskan. “Lagi pula, aku tidak mungkin bisa menghabiskan semua roti itu sendirian.” Manajer melanjutkan.

“Baik, aku akan membawanya pulang. Terima kasih, paman.” Tsuga menerima roti-roti itu dan melangkah pergi. Sebelum Tsuga membuka pintu keluar restoran, Manajer menghentikan langkahnya.

“Aaron, besok aku akan pergi untuk mengunjungi ibu-ku di luar kota.” Manajer memberitahu, “Jadi, besok libur. Seluruh pegawai akan kuberi tahu lewat SMS nanti.” Lanjut Manajer sebelum akhirnya selesai membereskan barang-barangnya.

“Baik, paman.” Aaron nama tengah Tsuga (Tatsugaya Aaron) membuka pintu dan berjalan pulang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun