Mohon tunggu...
Karunia Kristania
Karunia Kristania Mohon Tunggu... -

The Sampoerna Academy

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Apresiasi Film Memento (2000)

17 Mei 2015   18:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:53 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan Suka Melainkan Cinta

Oleh: Karunia Kristania Wantania

Memento, judul dari sebuah karya seni—film yang sangat memikat bahkan menguras pikiran saya untuk menebak-nebak  alur dari cerita yang awalnya terlihat begitu jelas dan melegakan ini, melainkan 360º berbeda dari apa yang saya telah saya percaya sebagai sebuah awal bahkan akan tebakan saya ketika pertegahan film ini berlangsung. Terlihat begitu biasa dan membosankan tetapi pada kenyataannya seiring berjalannya film tersebut, saya sebagai penonton dipaksakan oleh emosional saya sendiri untuk terus mengikuti alurnya. Agar supaya apa yang sedari tadi saya bayangkan benar-benar terjadi sehingga membuat saya deg-degan.

Bukan sebuah film yang menguras airmata yang banyak, bukan pula sebuah film yang membuat saya ketakutan minta ampun. Namun, sebuah film yang memaksa saya untuk masuk ke dalamnya dan merasakannya sendiri. Pemikiran dan emosi begitu dipaksakan di dalam karya seni yang satu ini. Sebuah perjalanan hidup yang dialami oleh seorang tokoh sentral yang bahkan dia sendiri tidak tahu pasti dan tidak mengerti tentang apa yang sebelumnya terjadi. Berlandaskan ingatan yang dituangkan dalam secarik foto-foto dan tulisan sebagai penjelasnya, Dia menjalani kehidupan sehari-harinya.

Kebanyakan film yang saya tonton membuat saya suka karena mampu membuat saya menangis dan atau tertawa, mampu membuat saya marah dan ataupun merasakan kelegaan. Namun karya seni yang satu ini—Memento mampu membuat saya menjadi gila, menguras habis emosi saya baik marah, sedih, bahagia, terharu dan terlebih membuat pikiran saya menjadi lelah. Film ini tidak hanya membuat saya suka tetapi mampu membuat saya jatuh cinta. Mendapatkan penuh perhatian dari saya, mulai dari awal film yang merupakan sebuah akhir dari cerita tersebut hingga akhir film yang merupakan awal cerita ini bermula.

Bukan hanya unsur hiburan yang dapat saya rasakan namun juga nilai pendidikan yang terdapat di dalamnya. Bagaimana sebuah karya seni ini mampu menampakan realita kehidupan sesungguhnya. Di mana manusia memanfaatkan manusia lain demi kepentingannya. Melakukan kebohongan agar terlihat manis di depan orang. Memperlihatkan betapa kejamnya dunia yang kita tinggali ini. Salah. Bukan dunia yang kejam melainkan kejamnya salah satu jenis makhluk hidup, yang katanya merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan YME yang paling sempurna dari jenis makhluk hidup lainnya—manusia. Mengajarkan untuk tidak salah dalam mengambil sebuah keputusan dalam hidup ini dan juga jangan sesekali memercayai yang sepatutnya tidak kita percaya. Karena sebuah keputusan yang salah akan berdampak bagi diri kita sendiri baik besar maupun kecil. Tetapi, bukan itu saja pelajaran yang terdapat di dalam cerita dari cerita ini. Kepercayaan diri seorang tokohnya yang memiliki kekurangan yang sangat sangat vital namun mampu meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia tidak berbeda dengan yang lain. Mampu memotivasi dirinya untuk terus menjalani kehidupan ini dan memiliki kepercayaan diri dalam melakukan segala hal. Memiliki hati yang tulus untuk menolong seseorang. Apabila kita menonton keseluruhan film ini akan banyak pelajaran hidup yang dapat kita ambil. Walaupun dalam hal pemberian pendidikan secara tersirat, apabila kita memahaminya, kita mampu memetik nilai-nilai pendidikan yang ada.

Dilihat dengan kacamata kerasionalan saya, tidak mungkin seseorang yang tidak dapat mengingat hal yang baru saja terjadi kurang dari 5 menit yang lalu dapat menjalani kehidupannya sehari-hari layaknya orang normal biasanya. Namun, di sinilah sisi artistik yang ingin ditunjukan si pembuat film agar saya si penikmat film dapat mengerti dan memahami makna atau maksud dari Memento ini sendiri. Sehingga karya seni yang indah ini memiliki apresiasi dari diri saya, karena saya telah berhasil memahami, mengerti, dan menghargai isi penuh dari cerita dan tokoh-tokoh di dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun