Mohon tunggu...
Kkn Wonokerso2022
Kkn Wonokerso2022 Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN MBKM UM 2022

Mahasiswa KKN MBKM UM MEMBANGUN DESA 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sosialisasi Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Pembuatan Alat Perangkap Nyamuk (ALOT)

7 April 2022   21:21 Diperbarui: 7 April 2022   21:35 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demam berdarah dengue (DBD) atau yang disebut dengan dengue hemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit menular akibat virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. 

Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yaitu virus dengue serotipe-1 (DEN-1), DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Keempat serotipe virus tersebut menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan sehingga dapat pula disebut sebagai empat virus yang berbeda. 

Dua jenis nyamuk (Aedes aegypti atau Aedes albopictus) yang paling sering menyebarkan virus dengue ini umum ditemukan baik di dalam maupun di sekitar pemukiman. Ketika nyamuk menggigit seseorang yang terinfeksi virus dengue, virus tersebut masuk ke dalam nyamuk. Kemudian, ketika nyamuk  yang terinfeksi menggigit orang lain, virus memasuki aliran darah orang tersebut dan menyebabkan infeksi.

Apabila seseorang terserang penyakit demam berdarah dengue, maka akan muncul gejala -- gejala sebagai berikut yaitu tubuh menggigil, sakit kepala, muncul bintik-bintik merah pada kulit, sakit tenggorokan, hilang nafsu makan, nyeri pada perut dan mual, wajah yang berwarna kemerahan, nyeri hebat pada tulang dan sendi, rasa sakit pada bagian belakang mata, dan pendarahan yang tidak wajar seperti gusi berdarah, mimisan, atau darah pada air seni.

Untuk menghindari atau menjauh dari penyakit demam berdarah dengue ada baiknya kita mengenal ciri-ciri dari nyamuk Aedes aegypti yaitu memiliki ukuran kecil dan memiliki tubuh berwarna hitam dengan belang putih, bersarang dan berkembang biak di air yang bersih, hidup ditempat yang minim cahaya, dan waktu aktif menggigit adalah pada pagi hari sekitar jam 9-10, tetapi tidak menutup kemungkinan menggigit sepanjang hari. 

Ada beberapa cara untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yaitu dengan menerapkan 3M plus. 3M yang dimaksud yaitu menutup rapat tempat penyimpanan air, menguras tempat penampungan air secara rutin, dan mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menjadi tempat genangan air. 

Sementara itu plus yang dimaksud adalah pencegahan tambahan guna mencegah penyebaran virus DBD diantaranya memasang kawat anti nyamuk di jendela dan pintu rumah, menyebarkan bubuk larvasida di tempat penampungan air, menggunkan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, menggunakan lotion anti nyamuk atau obat pembasmi nyamuk, dan bergotong royong membersihkan lingkungan.

Kami mahasiswa KKN MBKM Universitas Negeri Malang berinisiatif untuk mengadakan sosialisasi penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di desa Wonokerso untuk mencegah dan menanggulangi DBD pada masing-masing rumah. Alasan lain diadakannya sosialisasi ini karena di desa Wonokerso sering terjadi kasus DBD yang menjangkiti warga sekitar. Dibantu dengan koordinasi bersama ketua kader kesehatan dusun Segenggeng, akhirnya kegiatan kami dapat dilaksanakan dengan lancar pada tanggal 3 April 2022 tepatnya dihari Minggu.

Kegiatan kami bertempat di rumah ketua kader kesehatan dusun Segenggeng. Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh ibu-ibu kader kesehatan yang berjumlah sekitar 30 orang yang sangat antusias dalam menyimak maupun bertanya tentang materi yang disampaikan. 

Dalam kegiatan tersebut tidak hanya menyampaikan cara untuk mencegah penyebaran penyakit DBD, namun juga diadakan praktik pembuatan alat perangkap nyamuk dari barang bekas yang kami sebut dengan nama ALOT. ALOT merupakan alat perangkap nyamuk sederhana yang memiliki fungsi untuk menjebak nyamuk salah satunya yakni nyamuk Aides Aegypti. 

ALOT dapat kita buat sendiri dengan memanfaatkan barang bekas yakni botol. Penggunaan botol sendiri selain dirasa murah juga dapat mengurangi limbah rumah tangga. Saat praktik secara langsung, ibu-ibu kader kesehatan sangat antusias menyimak dan ingin segera mempraktikan di rumah masing-masing. Kegiatan berjalan dengan lancar sampai selesai, dan kami menutup kegiatan dengan sesi foto bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun