Stunting menjadi salah satu isu di bidang kesehatan dan sosial yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, tentunya dengan berbagai macam tantangan yang berbeda di setiap daerahnya. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya melakukan upaya pencegahan stunting diantaranya; dengan memberikan penyuluhan mengenai gizi yang baik untuk calon pengantin, ibu hamil dan ibu menyusui. Selain itu juga diadakan kelas bagi para ibu, seperti sosialisasi, praktik Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA), optimalisasi kegiatan kelompok pendukung ibu, serta optimalisasi kader yang sudah dilatih dalam pelatihan konseling PMBA di posyandu.
Berdasarkan Kemenkes (2023) Masalah gizi balita di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 prevalensi balita stunting 21,6%. Sedangkan data Riskesdas (2018) menunjukkan prevalensi risiko KEK pada Wanita Usia Subur (WUS) sebesar 14,1%, sedangkan pada ibu hamil sebesar 17.3%.
Pada tanggal 03 Agustus 2023 mahasiswa KKN UPI Bandung melakukan aksi kolaborasi bersama Kader Posyandu Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya mengenai “ Cara Mengatasi Stunting Melalui Program DASHAT”, Program DASHAT sendiri menjadi salah satu upaya lembaga BKKBN dalam menurunkan persentase stunting dengan memperhatikan pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga yang berisiko stunting. Berdasarkan data dari dinas kesehatan, kasus stunting atau kegagalan pertumbuhan pada anak di Desa Arjasari mengalami penurunan persentase. Pada bulan Mei 2023 persentase balita yang mengalami stunting mencapai 73 dari 504 balita dengan persentase 13,8%. Pada bulan Agustus 2023 persentase stunting mengalami penurunan hingga mencapai angka 70 dari 504 balita dengan persentase 13,4%. Angka ini jauh lebih baik dari standar yang ditetapkan World Health Organisation (WHO) yaitu sebesar 20%.
Desa Arjasari memiliki sumber daya lokal yang menonjol di bidang pertanian dan perikanan. Dengan adanya potensi tersebut Ibu-ibu Kader Posyandu Desa Arjasari dapat memanfaatkan sumber daya pangan lokal yang bisa dipadukan dengan sumber daya lainnya dalam membuat variasi menu PMT. Tujuan dari PMT ini adalah untuk mencukupi kebutuhan zat gizi pada balita. Menu variasi PMT yang telah terlaksana pada beberapa posyandu di Desa Arjasari seperti; bubur manado, nugget tahu, schotel makaroni, sosis ayam, hunkwe sagu mutiara dan bubur kacang hijau. Kepala UPTD Puskesmas Kecamatan Leuwisari, Bapak Didin Budiana, S.IP., M.Si. menyatakan bahwa, “Dalam pembuatan variasi menu PMT sangatlah penting untuk memperhatikan takaran serta komposisi yang pas di setiap pembuatan menu PMT. Akan lebih baik jika takarannya tersebut dicek langsung kepada ahli gizi yang lebih kompeten di bidangnya.”
Menurut Ibu Ati selaku Bidan Desa Arjasari, “ Kandungan gizi pada menu PMT harus sesuai dengan slogan empat bintang yaitu; karbohidrat, protein hewani, protein nabati dan sayuran”. Tujuan PMT sendiri yaitu untuk mencukupi kebutuhan zat gizi pada balita. Menu PMT yang disarankan adalah makanan olahan dengan kandungan gizi yang sesuai, bukan makanan kemasan seperti sosis dan makanan snack lainnya. Maka dari itu, mahasiswa KKN UPI kelompok Desa Arjasari menyusun dan memaparkan variasi menu PMT sebagai referensi yang bisa digunakan dalam pembuatan menu PMT di kegiatan posyandu selanjutnya. Beberapa menu yang telah dipaparkan diantaranya; Bubur kentang dengan wortel dan ayam, nugget tempe, nasi tim ikan telur sayuran, nasi ikan bumbu kuning, sup jamur kuping, dan menu-menu lainnya.
PMT berbahan pangan lokal merupakan salah satu strategi penanganan masalah gizi pada balita dan ibu hamil. Kegiatan PMT ini dilaksanakan oleh Kader Posyandu Desa Arjasari setiap bulannya dengan menu yang berbeda di tiap posyandu. Menu variasi PMT yang telah terlaksana di beberapa posyandu di Desa Arjasari seperti; bubur manado, nugget tahu, schotel makaroni, sosis ayam, hunkwe sagu mutiara dan bubur kacang.