Mohon tunggu...
kknunsikasumberurip
kknunsikasumberurip Mohon Tunggu... Universitas Singaperbangsa Karawang

KKN Sumberurip Kabupaten Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mahasiswa KKN Desa Sumberurip Bekasi Lakukan Eradikasi Wereng dengan Teknologi Ramah Lingkungan: Penggunaan Yellow Sticky Trap dan Pestisida Nabati

31 Januari 2025   11:01 Diperbarui: 31 Januari 2025   11:01 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN Unsika di Desa Sumberurip bersama dengan Ketua Gapoktan dan DPL KKN

(22/01/25) Program Kerja KKN Kecamatan Pebayuran Desa Sumberurip berfokus pada penanganan hama wereng, yang merupakan permasalahan utama bagi petani di wilayah ini. Program ini dipimpin oleh Siffa Indra Wardani, mahasiswi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa Karawang, dengan dukungan penuh dari Kepala Desa Sumberurip, Bapak Jajang Sujai, dan Ketua Gabungan Kelompok Tani, Bapak Indra. Pelaksanaannya berlangsung di lahan sawah Dusun 2 Kongsi dan Dusun 3 Babakan Banten.

Pemasangan Yellow Sticky Trap
Pemasangan Yellow Sticky Trap

Salah satu strategi utama yang digunakan adalah pemasangan Yellow Sticky Trap, yaitu perangkap berwarna kuning yang dilengkapi perekat untuk menangkap hama wereng. Monitoring menunjukkan bahwa perangkap ini berhasil menangkap 1.843 hama wereng, meskipun beberapa spesies lain seperti kumbang karabit, tomcat, belalang, capung, ngengat, dan jangkrik juga turut terperangkap. Hasil ini mengindikasikan keberhasilan signifikan dalam pengendalian hama wereng, meski keanekaragaman spesies pada sawah yang dimonitor terbilang rendah.

Selain teknologi perangkap, program ini juga memperkenalkan pestisida nabati yang ramah lingkungan dengan bahan dasar daun srikaya, sereh, dan bawang putih. Senyawa aktif dalam daun srikaya, seperti flavonoid, tanin, saponin, alkaloid, dan terpenoid, bertindak sebagai racun yang menghambat pertumbuhan hama. Sereh, dengan kandungan minyak atsirinya, efektif mengurangi daya tarik tanaman bagi hama, sementara bawang putih memiliki kandungan allicin, flavonoid, dan sulfur yang berfungsi sebagai insektisida alami. Pestisida ini diaplikasikan sebanyak tiga kali seminggu dengan takaran 15 ml untuk setiap 1 liter air, dan penyemprotan difokuskan pada batang tanaman padi untuk hasil maksimal.

Dalam pelaksanaannya, program ini diawali dengan sesi briefing untuk memberikan pengarahan dan memastikan kesiapan seluruh tim dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi selama proses pelaksanaan. Beberapa hal yang diperkirakan akan menjadi tantangan, antara lain kondisi sawah yang terendam air atau banjir, yang dapat menyulitkan langkah kaki para mahasiswa, terutama bagi mereka yang belum terbiasa dengan kondisi medan persawahan. Kendala ini memerlukan kesiapan fisik dan mental dari tim untuk tetap melaksanakan tugas dengan optimal.

Penyemprotan Pestisida Nabati
Penyemprotan Pestisida Nabati

Penyemprotan pestisida menjadi langkah awal yang dilakukan dalam program ini untuk memberikan perlindungan dasar terhadap tanaman padi. Penyemprotan dilakukan dengan hati-hati dan memfokuskan pada bagian batang tanaman untuk memastikan pestisida bekerja secara efektif dalam mengendalikan hama. Setelah tahap penyemprotan selesai, kegiatan dilanjutkan dengan pemasangan perangkap Yellow Sticky Trap, yang dirancang untuk menangkap hama wereng secara langsung. Pemasangan perangkap dilakukan secara terencana di 22 titik strategis pada lahan sawah dengan pola "N" yang telah diidentifikasi sebelumnya, guna memaksimalkan jangkauan perangkap dan meningkatkan efektivitas pengendalian hama.

Tidak hanya menangani permasalahan di lahan sawah, masalah serupa juga ditemukan di bidang perkebunan, yang mendorong antusiasme warga untuk mengikuti program ini. Menyadari hal tersebut, mahasiswa KKN UNSIKA Desa Sumberurip berinisiatif membagikan pestisida nabati sekaligus memberikan tutorial aplikasi dan sesi tanya jawab secara langsung dengan masyarakat. Pendekatan interaktif ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dan memastikan pestisida nabati dapat digunakan secara efektif.

Harapan besar dari program ini adalah pestisida nabati menjadi solusi alternatif yang tidak hanya efektif mengendalikan hama wereng, tetapi juga aman bagi lingkungan. Lebih jauh lagi, program ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan pertanian berkelanjutan. Dengan dukungan aktif masyarakat, program ini dapat membantu menciptakan ekosistem pertanian yang lebih sehat, sekaligus mendukung visi KKN Desa Sumberurip sebagai program yang memberikan dampak nyata dan berkelanjutan di sektor pertanian.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun