Cranggang, 27 Juli 2024 - Universitas Negeri Semarang (UNNES) kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan serta kepedulian terhadap lingkungan. Melalui program GIAT 9, UNNES menyelenggarakan pelatihan pembuatan sabun cuci piring berbasis eco-enzyme di Desa Cranggang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan perempuan desa dalam mengolah limbah organik menjadi produk bernilai ekonomis serta menumbuhkan jiwa wirausaha.
Sampah menjadi permasalahan serius yang dihadapi masyarakat modern. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas konsumsi, produksi sampah juga terus meningkat. Menurut Faustine (2022), Indonesia diperkirakan menghasilkan 187,2 juta ton sampah setiap tahun. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), komposisi sampah didominasi oleh sampah organik, yakni mencapai 60% dari total sampah. Permasalahan 60% sampah organik tersebut salah satu penyebabnya adalah pengolahan yang kurang menguntungkan, dan apabila semakin banyak jumlahnya di lingkungan maka akan berpotensi mencemari lingkungan, seperti menghasilkan gas metana, membawa aneka penyakit berbahaya dan memicu global warming. Untuk mengurangi permasalahan tersebut, KKN UNNES GIAT 9 Mengadakan pelatihan yang memanfaatkan sampah organik menjadi eco-enzyme yang dapat diolah menjadi produk bernilai jual seperti sabun cuci piring.
Kegiatan ini diberikan kepada para ibu anggota PKK Desa Cranggang, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Digagasnya pelatihan pembuatan sabun cuci piring ini diharapkan tidak sekedar memberi manfaat, tetapi dapat menjadikan peluang bagi anggota PKK untuk menambah penghasilan mereka.
“Kami selaku mahasiswa yang sedang melakukan KKN di Desa Cranggang berharap melalui program ini dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat dalam menambah pengetahuan juga dapat dijadikan peluang usaha bagi para ibu, sebagai sarana menambah penghasilan,” tata Wahyu dalam sambutannya sebagai Koordinator Mahasiswa Desa Cranggang.
Zumrotun Khasanah, sebagai penanggung jawab kegiatan menjelaskan bahwa eco-enzyme merupakan cairan hasil dari fermentasi limbah dapur organik (selama 3 bulan) misalnya ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Ia memiliki warna cokelat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang cukup kuat. Kegunaannya banyak sekali untuk kehidupan sehari-hari, seperti sebagai filter udara, herbisida dan pestisida alami, filter air, pupuk alami untuk tanaman, menurunkan efek rumah kaca, dan untuk bahan pembuatan pembersih yang ramah lingkungan.
Dalam pelatihan ini eco-enzyme akan diolah menjadi sabun cuci piring yang ramah lingkungan. Pembuatan sabun cuci piring berbasis eco-enzyme merupakan upaya nyata untuk mengurangi dampak lingkungan dari sampah organik. Selain itu, kegiatan ini juga dapat memberdayakan masyarakat, terutama perempuan, untuk menciptakan produk yang bernilai ekonomis.
Pelatihan yang berlangsung selama dua jam ini dihadiri oleh perwakilan kelompok PKK dari keenam dusun yang ada di Desa Cranggang berjumlah 30 orang. Para peserta antusias mengikuti kegiatan pelatihan ini mulai dari penyiapan bahan baku hingga pengemasan produk.
Pembuatan sabun dengan bahan dasar eco-enzyme ini sangat bermanfaat apabila kita membuat sabun sendiri di rumah karena dapat menghemat biaya, memudahkan kita agar tidak pergi kemana-mana, belajar hidup sehat serta untuk ketahanan rumah tangga. Diharapkan dengan membuat sabun sendiri ini jadi tidak beli sabun terus" ucap Bu Sri Solekhah (Ketua PKK Desa Cranggang) dalam sambutannya.
Sebelum memulai acara pelatihan pembuatan sabun cuci piring berbasis eco-enzyme, peserta dibekali dengan memberikan materi sosialisasi tentang pemanfaatan sampah organik menjadi eco-enzyme, kemudian dilanjut pembuatan eco-enzyme, serta pelatihan pemanfaatan eco-enzyme menjadi sabun cuci piring.