Mohon tunggu...
KKNT PM38
KKNT PM38 Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Selamat datang di akun resmi Kelompok 38 KKNT UNIPMA di Banyudono, Ngariboyo, Magetan. Kami berkomitmen untuk berkontribusi kepada masyarakat melalui program kerja yang inovatif dan berkelanjutan. Ikuti perjalanan kami dalam mendukung pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat, dan pelestarian budaya lokal. Bersama, kita wujudkan perubahan!!

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Sosialisasi Stop Bullying Dan Permainan Tradisional Di SDN Banyudono 2

23 Januari 2025   18:00 Diperbarui: 23 Januari 2025   17:11 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi Stop Bullying (Sumber:Mahasiswa KKNT PM Unipma 38)

Magetan, 6 Januari 2025. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik Program Pengabdian Masyaallah (KKNT-PM) kelompok 38 Universitas PGRI Madiun dari program Bela Bangsa mengadakan sebuah kegiatan edukatif bertajuk "Stop Bullying" di SDN Banyudono 2. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa mengenai dampak negatif dari perundungan dan menciptakan lingkungan yang lebih positif di sekolah. Melalui pendekatan interaktif dan edukatif, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam sekaligus membangun kesadaran kolektif di kalangan siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan sekolah yang aman dan inklusif.

Acara ini dimulai dengan sesi sosialisasi yang dibawakan oleh para mahasiswa. Mereka menjelaskan secara sederhana apa itu bullying, berbagai bentuknya, dampak negatif yang ditimbulkannya, serta bagaimana cara menghindari dan melawan perilaku tersebut. Penjelasan ini disampaikan menggunakan media visual yang menarik perhatian siswa, seperti video, poster, dan ilustrasi. Mahasiswa juga menyampaikan pesan-pesan moral dengan cara yang mudah dipahami oleh siswa Sekolah Dasar, agar pesan tersebut lebih membekas dalam benak mereka.

Setelah sesi sosialisasi, para mahasiswa mengadakan sesi tanya jawab dan diskusi interaktif. Para siswa diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapat mereka, berbagi pengalaman, atau mengajukan pertanyaan seputar bullying. Sesi ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi para siswa untuk menyuarakan kekhawatiran mereka sekaligus belajar dari pengalaman satu sama lain. Diskusi ini juga didampingi oleh guru, sehingga mereka dapat memberikan dukungan tambahan jika diperlukan.

Permainan Tradisional Cublek-Cublek Suweng  (Sumber:Mahasiswa KKNT PM Unipma 38)
Permainan Tradisional Cublek-Cublek Suweng  (Sumber:Mahasiswa KKNT PM Unipma 38)
Untuk menciptakan suasana yang lebih akrab dan menyenangkan, kegiatan dilanjutkan dengan permainan tradisional Cublek-Cublek Suweng. Permainan ini dipilih karena tidak hanya berfungsi sebagai ice breaking, tetapi juga sebagai sarana untuk menumbuhkan nilai-nilai kebersamaan, saling menghormati, dan kerjasama di antara para siswa. Melalui permainan ini, para siswa diajak untuk merasakan kebahagiaan dalam berinteraksi tanpa adanya diskriminasi atau perlakuan tidak adil.

Kegiatan ini tidak hanya melibatkan para siswa, tetapi juga menarik perhatian berbagai pihak, termasuk guru, staf sekolah, dan orang tua siswa. Dukungan penuh dari pihak sekolah dan orang tua menjadi salah satu faktor yang memastikan kelancaran acara ini. Dalam kesempatan ini, guru-guru juga diajak untuk berdiskusi dengan mahasiswa mengenai strategi mencegah dan menangani kasus bullying di sekolah, sehingga diharapkan ada upaya berkelanjutan dari pihak sekolah untuk menjaga lingkungan belajar yang kondusif.

Di penghujung acara, para mahasiswa menempelkan poster dengan tema "Anti Bullying" di setiap ruang kelas sebagai simbol kampanye bersama untuk melawan perundungan dan juga sebagai bentuk pengingat pentingnya pencegahan bullying, memperkuat pemahaman mereka terhadap materi yang telah disampaikan. Selain itu, mahasiswa juga memberikan beberapa cenderamata edukatif, seperti sepaket alat tulis menulis.

Sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat Mahasiswa Program Bela Bangsa, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pemberdayaan siswa, tetapi juga menjadi langkah konkret untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong, persatuan, dan keadilan sosial. Dengan pendekatan yang kolaboratif, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan.

Mahasiswa Program Bela Bangsa berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi pihak lain untuk melakukan hal serupa di sekolah-sekolah lain. Selain memberikan wawasan kepada siswa, kegiatan ini juga mengajarkan pentingnya saling menghormati, menghargai perbedaan, dan menjaga hubungan baik dengan sesama. Dengan begitu, terciptalah generasi muda yang lebih peduli, inklusif, dan berkontribusi aktif dalam menciptakan lingkungan bebas bullying.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun