Desa Gedogwetan adalah desa industri, dimana mayoritas penduduknya bekerja sebagai wirausaha sangkar burung, pande besi , tahu dan tempe.Â
Banyaknya pengusaha tahu membuat tersedianya banyak ampas tahu yang saat ini bagi warga Desa Gedogwetan digunakan untuk makan ternak sapi dan juga tempe gabus, melalui potensi yang ada inilah tim KKN UNIKAMA 2020 Desa Gedogwetan yang terdiri dari Rina Nurdhiana, Dita Novyanti, Ela Lutfatus Syula, Lusi Hartatik dan Sri winarti dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis berinovasi membuat ampas tahu menjadi memiliki nilai ekonomis yakni dengan dibuat sebagai Krupuk Ampas Tahu.
"Setelah kami melihat potensi yang ada di Desa Gedogwetan kami mempunyai ide untuk membuat ampas tahu menjadi makanan yang lebih ekonomis dan dapat dikonsumsi oleh manusia, sehingga tidak sepenuhnya digunakan untuk makan ternak sapi" Ujar Rina
Dalam ampas tahu sendiri masih kaya akan nilai gizi yang tinggi dari pembuatan tahu sebelumnya, namun banyaknya gizi dalam ampas tahu tersebut masih kurang diketahui oleh masyarakat.
"Kami membuat ampas tahu menjadi krupuk karena cara membuatnya relatif mudah dan biaya yang cukup murah dan juga kandungan ampas tahu juga masih banyak diantaranya karbohidrat, protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi mengingat ampas tahu berbahan dasar dari kedelai yang termasuk makanan bergizi tinggi" Sambung Lusi
Untuk membuat krupuk ampas tahu bahan-bahan yang dibutuhkan juga sangat mudah yakni, ampas tahu yang sudah di hilangkan airnya, tepung tapioka, bawang, garam, dan kaldu bubuk. Proses pembuatannya pun juga mudah yaitu dengan mencampurkan ampas tahu, tepung tapioka, bawang yang sudah dihaluskan, sedikit garam dan kaldu bubuk secukupnya, setelah semua bahan tercampur, uleni hingga kalis, dan masukkan pada plastik kemudian kukus 15-20 menit, setelah dikukus adonan krupuk ampas tahu siap di potong tipis-tipis sesuai selera dan di jemur 3-4hari hingga kering, setelah kering krupuk ampas tahu siap di goreng dan di pasarkan.
Tim KKN UNIKAMA Desa Gedogwetan berharap agar penyuluhan ini menjadi triger bagi masyarakat sekitar agar lebih aktif dalam melakukan inovasi makanan secara kreatif yang dapat menambah pundi-pundi rupiah disaat masa pandemi covid 19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H