Batursari, 29 Desember 2024 — Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu dan anak, Desa Batursari menyelenggarakan acara sosialisasi bertajuk "Mewujudkan Generasi Sehat Bebas Stunting." Acara yang berlangsung di Balai Desa Batursari pada Minggu, 29 Desember 2024, ini menghadirkan sejumlah peserta dari kalangan ibu hamil, calon pengantin, kader posyandu, serta ibu-ibu dari balita, khususnya di Dusun Jelun Desa Batursari.
Kepala Desa Batursari, Titik Sumarlin, yang membuka acara ini, menegaskan pentingnya edukasi masyarakat terkait tiga isu utama yang dibahas, yaitu stunting, risiko pernikahan dini, dan penundaan kehamilan. "Kesejahteraan ibu dan anak adalah pondasi masa depan desa kita. Dengan adanya sosialisasi ini, saya berharap masyarakat dapat lebih memahami dampak buruk stunting dan pentingnya merencanakan pernikahan dan kehamilan dengan matang," ujar Titik Sumarlin dalam sambutannya.
Acara ini diprakarsai oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Pekalongan yang tengah bertugas di Desa Batursari. Para mahasiswa tidak hanya menyampaikan materi edukatif, tetapi juga memandu diskusi interaktif yang melibatkan seluruh peserta. Antusiasme masyarakat terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan, mulai dari pencegahan stunting hingga perencanaan kehamilan yang sehat.
Diskusi ini memperlihatkan bagaimana masyarakat, khususnya kaum ibu, mulai menyadari pentingnya peran mereka dalam memastikan tumbuh kembang anak yang optimal. Salah satu peserta, Aisyah, seorang ibu dari dua anak, mengungkapkan, "Saya baru tahu bahwa stunting tidak hanya soal gizi buruk, tetapi juga pola asuh yang salah."
Selain pemberian materi, acara ini juga menampilkan sesi berbagi pengalaman. Para ibu berbagi cerita tentang tantangan yang mereka hadapi dalam menjaga kesehatan anak dan kehamilan. Melalui sesi ini, peserta mendapatkan solusi praktis dan dukungan moral dari sesama warga.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program berkelanjutan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu dan anak, yang diharapkan dapat mencegah pernikahan dini dan mengurangi angka stunting di wilayah tersebut.
Kepala Desa Batursari juga menambahkan bahwa program serupa akan terus digalakkan, bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk tenaga kesehatan, mahasiswa, dan kader posyandu. "Ini adalah langkah kecil, tetapi dampaknya akan besar bagi masa depan generasi kita," pungkas Titik Sumarlin.