Bondowoso, Kompasiana - - Sinergitas masyarakat Desa Bendoarum bersama mahasiswa KKN UMD UNEJ kelompok 78 bahu-membahu tingkatkan pengetahuan masyarakat tentang pembuatan pupuk organik secara mandiri untuk tuntaskan masalah limbah kotoran ternak dan mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Pada minggu pertama dan kedua, kelompok KKN 78 menggelar sosialisasi dan pelatihan pembuatan POP (Pupuk Organik Padat) dan POC (Pupuk Organik Cair) kepada warga Dusun Sumbersari Barat, Desa Bendoarum. Dusun Sumbersari Barat dipilih sebagai target sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk karena warga di dusun ini mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan peternak jika dibandingkan dengan dusun lain di Desa Bendoarum. Kegiatan dilakukan dua kali, yang pertama mengenai sosialisasi dan pelatihan pembuatan POP, sedangkan yang kedua mengenai sosialisasi dan pelatihan pembuatan POC.
Beberapa faktor penyebab digalakkannya sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk ini adalah masih melimpahnya limbah atau kotoran ternak, baik sapi maupun kambing yang masih dibuang sembarangan, sehingga menyebabkan polusi lingkungan. Selain itu, langka dan tingginya harga pupuk non organik membuat masyarakat kesulitan dalam memberikan nutrisi terbaik untuk tanaman yang dibudidayakannya, sehingga kelompok KKN 78 menggagas sebuah ide untuk mengajarkan masyarakat membuat pupuk organik, baik padat maupun cair dengan memanfaatkan kotoran ternak yang melimpah.
Proses pembuatan POP dan POC tidak terlalu berbeda, hanya di bahan utamanya saja, yaitu penggunaan feses ternak dan sekam padi untuk POP, serta urine ternak dan kecambah tauge untuk POC. Bahan lain yang diperlukan adalah kedebog pisang, dedak padi halus, gula merah, EM4, dan air. Bahan yang padat dipotong kecil-kecil atau dihaluskan terlebih dahulu, kemudian dicampurkan dengan bahan lainnya.
Pembuatan POP dimulai dengan membuat larutan gula merah yang ditambahkan dengan EM4, dedak padi, dan air. Kemudian pada wadah disusun dengan lapisan pertama berupa kotoran ternak, disusul dengan lapisan kedua berupa bahan dedaunan yang sudah dicacah halus, dan yang terakhir disiram dengan larutan yang sudah dibuat tadi. Proses fermentasi dilakukan secara anaerob dengan skala pengecekan dan pengadukan pada 4 hari pertama selanjutnya setiap 2 hari sekali, dilakukan selama 28 hari.
Sedangkan untuk pembuatan POC, kedebog pisang dan tauge dicacah halus kemudian ditambahkan urine ternak dan bahan cair (campuran dedak dan larutan gula merah) ternak ke dalam galon atau wadah yang sudah disiapkan. Selanjutnya menambahkan EM4 untuk membantu proses fermentasi menjadi lebih cepat. Pada wadah juga dimodifikasi dengan pemasangan selang atau pipa yang dihubungkan dengan botol berisi air, untuk membuang udara hasil fermentasi. Fermentasi juga dilakukan secara anaerob selama 14 hari dengan pengecekan 3 hari sekali.
Lebih lanjut, setelah diadakannya pelatihan pembuatan POP dan POC sehingga masyarakat bisa menerapkan pembuatan POP dan POC secara mandiri, kelompok KKN 78 Desa Bendoarum berharap dapat mengurangi permasalahan warga mengenai keterbatasan pupuk non organik atau pupuk kimia dan mengurangi limbah kotoran ternak di lingkungan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H