Mohon tunggu...
KKN UNEJ 313
KKN UNEJ 313 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kelompok KKN UMD UNEJ 313 Kaligondo

Kelompok KKN UMD UNEJ 313 Kaligondo merupakan kelompok yang ditempatkan untuk melaksanakan KKN di Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi. Pelaksanaan KKN dimulai dari 10 Juli hingga 23 Agustus 2024. Akun ini digunakan untuk mengulas dan membahas program kerja lebih mendetail selama 45 hari kegiatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimalisasi Wisata: Mahasiswa KKN 313 UNEJ Realisasikan Program Kerja Pelatihan Peningkatan Mutu dan Jejaring Sosial Promosi Digital

3 Agustus 2024   17:01 Diperbarui: 3 Agustus 2024   17:02 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama Pelatihan Peningkatan Mutu dan Jejaring Sosial serta Promosi Digital Wisata Selo Aji

30 Juli 2024 - Berbagai cara perlu dilakukan untuk meningkatkan daya tarik dan saing sebuah wisata, salah satunya dengan mengadakan sebuah pelatihan. Cara ini diharapkan efektif untuk menjadi pembelajaran bagi tempat wisata, khususnya pengelola wisata dalam mengembangkan wisatanya, baik dalam bidang operasional, pemasaran, sumber daya manusia, dan keuangannya.

Pelatihan Peningkatan Mutu dan Jejaring Sosial serta Promosi Digital Wisata Selo Aji kami pilih sebagai tema pelatihan yang cocok untuk wisata Selo Aji. Pelatihan ini merupakan salah satu program kerja kelompok 313 KKN UNEJ 2024. Pelatihan ini bertujuan untuk mengoptimalisasi tahap pengembangan dari wisata Camp Selo Aji dan Waterpark. Pengembangan wisata dilakukan dari aspek manajemen dan fasilitasnya. 

Saat ini, Wisata Camp Selo Aji dan Waterpark sedang melakukan tahap pembangunan lebih lanjut. Harapan dari dilaksanakannya pelatihan ini adalah dapat membangunkan kembali kelompok sadar wisata, atau yang dikenal dengan pokdarwis yang telah vakum sebelumnya. Besar harapan dari seluruh pihak agar wisata terus berlanjut dan mengembangkan ide-ide yang kreatif dan inovatif dari pemuda-pemuda desa, terutama ide-ide dari kelompok sadar wisata.

Inovasi dari wisata serupa menjadi masukan yang dapat diterima oleh peserta. Secara keseluruhan pengembangan wisata yang dimaksud dibutuhkan kerja sama secara internal maupun eksternal. Keseimbangan kerja sama dari pihak internal dan eksternal diharapkan dapat meningkatkan mutu fasilitas, sumber daya alam maupun manusia dan meningkatkan omset wisata dalam beberapa tahun kedepannya.

Kegiatan pelatihan berlangsung baik. Bapak Pandu Satriya Hutama, S.ST.Par., M.Sc. yang merupakan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Jember Program Studi Pariwisata dipilih sebagai pemateri karena ahli dalam bidangnya. Selo Aji Camp dan Waterpark diharap dapat menyerap apa yang telah dipaparkan oleh pemateri untuk kemajuan wisata beberapa tahun kedepan. Kegiatan ini dihadiri oleh 81% peserta. Pelatihan menggunakan metode diskusi guna dapat lebih menggali potensial desa wisata sehingga partisipatif dari peserta juga dapat dimunculkan. Diskusi dengan peserta pelatihan berlangsung kondusif dan responsif.

Topik pelatihan ini cukup menarik, mengingat sebelumnya kami telah menggali kebutuhan untuk dapat menyelaraskan satu pemikiran dan memperoleh output yang sesuai. Metode pemateri menarik peserta untuk bertanya dan menjawab. Awalan pemaparan materi berupa pertanyaan asal mula wisata Selo Aji. Kepala Dusun Selorejo, Bapak Muklas Afandi menjawab bahwa Selo Aji sudah berdiri selama 5 tahun, berawal dari Tanah Kas Desa (TKD) kelompok tani dibentuk kolam pertama bagian selatan pada tahun 2018, pengembangan sempat vakum dan aktif kembali pada 2021 dengan penambahan empat kolam, pernah masuk radio radar bintang tenggara yang menunjukkan signifikansi kunjungan. 

Pemateri melanjutkan bahasan terkait definisi desa wisata dan wisata desa yang umumnya menawarkan paket wisata. Beberapa contohnya homestay yang memanfaatkan rumah warga dengan paket makan misal budget 100.000/malam; produk olahan susu; menjelajahi proses pembuatan suatu produk mentah ke jadi (kemasan) dan siap konsumsi, paket menanam padi seperti di Wisata Nglanggeran. Hal - hal tersebut  dapat digalakkan oleh Pokdarwis. 

Pemateri juga menyampaikan bahwa peningkatan akses jalan dan/atau transportasi menuju wisata, dan ciri khas Pokdarwis dalam menggunakan pakaian berbeda guna guiding dan penyambutan tamu. Menindaklanjuti dari ketersediaan ciri khas wisata, Ibu PKK menjawab pertanyaan seputar kelolaan yang berpotensi menjadi oleh -- oleh khas Selo Aji yang mana pernah membuka bazar ditempat, seperti mentok pedas. Selain itu, keikutsertaan dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) di daerah setempat, misal di Jawa Timur atau Banyuwangi menjadi poin penting yang ditekankan.

Pemateri menjelaskan topik terkait strategi pemasaran, dapat melalui friendster, blog, website, dan media sosial. Selo Aji konsistensi upload konten yakni 2x/minggu. Pemateri juga memberikan saran bagi kami mahasiswa KKN dalam hal promosi yakni melakukan upload konten Selo Aji di masing-masing akun sosial media dan keutamaan dalam Menggunakan jasa travel blogger, mengadakan event, tokoh berpengaruh di desa, konten edukatif dapat menjadi opsi untuk menarik peminat, tentunya dengan metode Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM).

Selain itu, ketersediaan buku tamu penting untuk mendata karakteristik pengunjung dan menyarankan mereka untuk dapat berkontribusi dalam upaya promosi, misal upload konten di Selo Aji dengan menyertakan sosial media resminya atau agar dapat menjadi tempat untuk menyebarkan flayer.

Memasuki sesi diskusi, beberapa pertanyaan diajukan dalam mengkonfirmasi keefektifan proses. Pertanyaan pertama yang diajukan yakni "seyogyanya memprioritaskan pembangunan fasilitas atau peningkatan promosi?" Kesimpulan respon menekankan bahwa promosi lebih diutamakan dibandingkan fasilitas, karena melalui promosi akan meningkatkan input sehingga sekaligus dapat mengoptimalisasi fasilitas. Peningkatan fasilitas dapat juga ditampung dari kebutuhan pengunjung melalui kuisioner keluarga berisi evaluasinya terhadap kebersihan, harga tiket, dan harapan-harapan terhadap wisata yang direkapitulasi pada BUMDes sebagai bahan pertimbangan. Selain itu, menyusun database usia pengunjung agar bentuk promosi dan karakteristik wisata dapat menyelaraskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun