Rumah Burung Hantu (Rubuha) kepada 4 kelompok tani Desa Tegalharjo meliputi Kelompok Tani Sumberejeki, Sidodadi, Sonokeling, dan Glintungan. Program ini bertujuan untuk mengendalikan hama tikus yang dalam kurun waktu 2 tahun perkembangannya masif serta menggerakkan para petani untuk membangun rumah burung hantu.
Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan menjaga keseimbangan ekosistem pertanian, kelompok 309 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember melakukan Langkah inovatif dengan menghibahkan 4 unitRUBUMA adalah singkatan dari Rumah Burung Hantu Pengendali Hama, inovasi yang menganut prinsip-prinsip pertanian ramah lingkungan dengan mempertahankan ekosistem sawah. Tyto alba dikenal predator alami tikus, dengan menyediakan tempat tinggal nyaman bagi Tyto alba diharapkan populasi tikus dapat dikendalikan tanpa menggunakan racun tikus. Menurut penuturan Basir (Ju'mat, 12 Juli 2024), "Jika menggunakan racun tikus, tikus nantinya dendam dan semakin membabi buta untuk merusak padi karena tidak ada yang ditakuti." Saat pertemuan dengan kelompok tani Desa Tegalharjo, diberikan informasi mengenai pemasangan rumah burung hantu. Memang rumah burung hantu pernah dipasang di Desa Tegalharjo, tetapi roboh dikarenakan penyangganya terbuat dari bambu yang mudah lapuk, kata Muthi' salah satu Kelompok Tani Glintungan (Kamis, 18 Juli 2024). Oleh karena itu, kelompok 309 KKN UNEJ tidak hanya memberikan rumah burung hantu kepada kelompok tani tetapi juga melakukan peningkatan terhadap desain rumah burung hantu tersebut. Peningkatan ini meliputi penggantian bambu sebagai penyangga digantikan pipa besi agar lebih kokoh dan penempatan strategis supaya burung hantu merasa aman dan nyaman.
"Pembuatan rumah burung hantu yang diinisiasi oleh mahasiswa/mahasiswi UNEJ ini bertepatan dengan diadakannya Gerakan Nasional Pembuatan Rubuha se-Indonesia," kata Sukidi selaku Petugas POPT Kecamatan Kalibaru dan Glenmore. Penggunaan rumah burung hantu memiliki banyak manfaat diantaranya pengendalian hama secara alami, pengurangan penggunaan pestisida, dan pelestarian burung hantu. Diharapkan program ini dapat menjadi pandangan bagi kelompok tani lainnya di Desa Tegalharjo dalam menerapkan pertanian ramah lingkungan. Dengan inovasi ini, mahasiswa/mahasiswi tidak hanya menunjukkan kepedulian terhadap masalah pertanian tetapi juga memberikan solusi yang berkelanjutan dan berdanpak positif bagi lingkungan. KKN 309 UNEJ telah membuktikan bahwa kolaborasi antara pemahaman ilmiah dan pengalaman di masyarakat dapat menghasilkan solusi inovatif yang bermanfaat luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H