Wonogiri (03/08/2023) - Permasalahan stunting hingga sampai saat ini masih menjadi salah satu fokus perhatian di bidang kesehatan di Indonesia. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dalam Rapat Kerja Nasional BKKBN tahun 2022, angka stunting masih tercatat berada pada angka 21,6%, sehingga pemerintah memiliki target untuk menekan angka kasus stunting menjadi 14% di tahun 2024.Â
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang dilatarbelakangi oleh kurangnya asupan gizi dari Ibu, sehingga mengakibatkan tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan dengan teman sebaya. Salah satu penyebab utama stunting adalah kurangnya asupan gizi selama 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). Hal ini dimulai dari dalam kandungan hingga usia 2 tahun. Selain itu stunting juga dapat disebabkan karena adanya infeksi, kurangnya akses air bersih dan sanitasi serta pola asuh kurang efektif. Adapun stunting dapat mempengaruhi kemampuan kognitif anak, rentan terhadap penyakit dan terganggunya perkembangan fisik dan mental.
Di Kabupaten Wonogiri, tepatnya di Desa Eromoko saat ini masih terdapat kasus stunting sejumlah 7 anak BALITA yang tersebar di berbagai dusun yang terdapat di Desa Eromoko. Untuk mewujudkan target tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Wonogiri memiliki program zero stunting pada tahun 2024. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan angka kasus stunting yaitu dengan berfokus pada penerapan posyandu rutin setiap bulannya di setiap desa.Â
Berdasarkan permasalahan stunting di atas, mahasiswa yang tergabung dalam TIM II KKN UNDIP mengadakan program Dapur Sehat Atasi Anak Stunting (DAHSAT). Program DAHSAT merupakan salah satu program dari BKKBN yang menjadi pusat gizi serta pelayanan pada anak stunting menuju Kampung Keluarga Berkualitas. DAHSAT sendiri merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi yang seimbang bagi keluarga yang berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga yang kurang mampu.Â
Kegiatan DAHSAT sendiri mencakup edukasi perbaikan gizi dan konsumsi pangan ibu hamil, ibu menyusui, serta balita. Dalam hal ini, masyarakat akan diberi sosialisasi terkait pangan lokal yang terjangkau, bercita rasa, dan bergizi baik. Tujuan dilaksanakannya program ini adalah masyarakat khususnya ibu-ibu yang memiliki anak BALITA dan Ibu Hamil untuk meningkatkan perannya dan menjadi lebih peka terhadap permasalahan, gejala, dan akibat stunting pada anak, serta bagaimana memberikan makanan yang sehat dengan gizi yang baik dan seimbang.
 Program ini telah terlaksana pada hari Kamis tanggal 3 Agustus 2023 di Posyandu Ngudi Utomo II Dusun Eromoko Wetan, Desa Eromoko. Pelaksanaan program ini dihadiri oleh BALITA dan ibu serta pihak Puskesmas Desa Eromoko.Â
Program diawali dengan pemaparan materi mengenai kasus stunting, penyebab stunting, cara mengenali balita terindikasi stunting, serta solusi untuk mengatasinya. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa KKN TIM II UNDIP Desa Eromoko membagikan modul mengenai Dapur Sehat Atasi Anak Stunting (DAHSAT). Modul ini berisi tentang resep makanan lokal untuk BALITA dan ibu hamil yang tercantum bahan, cara memasak, dan informasi nilai gizi.
Selama kegiatan berlangsung terdapat sesi diskusi tanya jawab antara mahasiswa dengan ibu, sehingga meminimalisir kesalahan penyampaian. Kegiatan ini diakhiri dengan pembagian makanan berupa makanan 4 sehat 5 sempurna yang dapat memenuhi gizi BALITA. Tim Puskesmas Desa Eromoko menyampaikan harapannya bahwa dengan adanya program kerja Mahasiswa KKN TIM II UNDIP dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat, sehingga dapat membantu mengatasi masalah gizi yang mendasari penyakit tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H