Mohon tunggu...
KKN UM Wonokerso 2021
KKN UM Wonokerso 2021 Mohon Tunggu... Lainnya - Kelompok KKN UM

Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Malang Semester Antara Blok Reguler 2021 di Desa Wonokerso, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Program Pengolahan Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos sebagai Salah Satu Bentuk Mahasiswa KKN UM

20 Juli 2021   23:59 Diperbarui: 21 Juli 2021   00:04 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pemilahan daun kering oleh Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang di desa Wonokerso (Dokpri)

Desa Wonokerso adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia. Umumnya mata pencaharian penduduk di desa ini yaitu pada sektor pertanian. Dalam kegiatan pertanian sangat dibutuhkan adanya pupuk sebagai sumber zat hara untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman dan memperbaiki struktur tanah. Pemberian pupuk pada media tanam dapat meningkatkan kadar hara dan kesuburan. Pupuk terdiri dari 2 macam pupuk yaitu, pupuk organik atau pupuk kompos dan pupuk anorganik atau kimia. Masyarakat desa Wonokerso masih menggunakan pupuk kimia atau pupuk anorganik sebagai bahan utama untuk meningkatkan hasil pertanian mereka. Penggunaan pupuk ini dengan takaran yang tinggi tanpa diimbangi oleh penambahan bahan organik ke dalam tanah dapat mengakibatkan kandungan bahan organik tanah menjadi sangat rendah. Selain itu pupuk ini dapat menjadi sangat langkah dan harganya tinggi.

Menanggapi masalah ini kelompok mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada bulan Juli - Juni 2021 di desa Wonokerso melaksanakan program kerja pembuatan pupuk kompos bagi masyarakat tani sebagai salah satu bentuk pengabdian mereka. Pupuk kompos sangat baik bagi sektor pertanian karena bermanfaat untuk memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Dengan menggunakan pupuk kompos secara terus menerus dalam rentang waktu tertentu akan menjadikan kualitas tanah lebih baik. Pembuatan pupuk kompos sendiri baik bahan baku, tempat pembuatan maupun cara pembuatan juga dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun.

Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan kompos ini adalah sampah organik yaitu daun - daunan kering, EM4 (Effective Microorganism 4), gula, dan air. Sedangkan untuk alat yang diperlukan yaitu bak kompos, pengaduk, ember kecil, dan sarung tangan. Perbandingan komposisi gula : EM4 : air yaitu 1:1:50. Hal yang dilakukan pertama adalah sampah organik yang berupa daun - daun kering dipisahkan dari kotoran seperti batu, ranting, plastik dan dipilah pula dengan daun yang masih segar atau basah agar pemasakan kompos dapat merata. Daun kering diperoleh dari daun yang telah berguguran sekitar wilayah persawahan desa Wonokerso.

Daun - daun kering yang telah dipisahkan selanjutnya dicacah dan diberikan EM4 yaitu cairan yang mengandung mikrooganisme pengurai sehingga dalam waktu singkat akan diperoleh kompos yang berkualitas baik. EM4 sebelumnya sudah dilarutkan menggunakan gula dan air. Proses pemasakan yang dibutuhkan adalah selama 30 hari. Hasil pupuk kompos dengan menggunakan daun kering biasanya bercirikan berwarna coklat kehitaman, tidak berbau, dan berbentuk butiran gembur namun kasar.

Daun kering dibalik agar proses pemasakan merata dari bagian bawah hingga atas (Dokpri)
Daun kering dibalik agar proses pemasakan merata dari bagian bawah hingga atas (Dokpri)

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini diharapkan dapat membantu kelompok tani di desa Wonokerso dalam meningkatkan dan memaksimalkan kualitas hasil pertanian mereka dengan segala manfaat yang ada pada pupuk kompos. Selain itu masyarakat juga dapat memaksimalkan penggunaan daun kering sebagai bahan pupuk kompos sehingga mengurangi ketergantuangan penggunaan pupuk anorganik atau kimia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun