Pakisaji -- Desa Wonokerso adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Pakisaji , Kabupaten Malang. Desa Wonokerso sendiri dikenal sebagai desa yang mengandalkan sektor pertanian sebagai salah satu sektor unggulannya. Desa ini memiliki 163,74 hektar lahan untuk pertanian, 4 hektar untuk lahan perkebunan, dan 51,31 hektar untuk berladang. Komoditas utama yang terdapat di desa ini adalah padi untuk perswahan, tebu untuk perkebunan, jagung dan kelapa untuk berladang serta beberapa jenis sayuran seperti terong, dan okra. Lahan untuk berladang cukup luas namun ada beberapa masalah yang menyebakan ketidakmaksimalan hasil panen sayur di ladang. Beberapa diantaranya adalah masalah kesuburan tanah, dan kekurangan air. Struktur tanah didesa ini termasuk tanah yang kurang subur dan mengalami kekeringan sehingga hanya beberapa jenis sayuran yang bisa dibudidayakan seperti sayuran terong dan okra yang memang cukup bisa bertahan di lahan kering.
Menanggapi masalah ini sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berjumlah 14 orang di Desa Wonokerso, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, memberikan solusi melalui mewujudkan salah satu program kerja nya untuk bercocok tanam dengan metode hidroponik yang dikolaborasikan dengan aquakultur atau dikenal sebagai sistem aquponik yang bertujuan mengatasi kekeringan dan keterbatsan lahan. Pertama-tama kegiatan untuk hidroponik ini adalah menyiapkan istalansi dan media tanamnya. Instalansi dibuat  menggunakan kayu usuk berukuran 1 x 1 meter sebanyak 2 batang sebagai tiang penyangga dan bambu sepanjang 4 meter sebagai rak tanaman. Kemudian pipa sepanjang 4 meter berukuran 1,5 dim serta selang sebagai aliran masuk air dan pompa air sebagai media mengalirkan air dari kolam yang akan mengaliri hidroponik.
Media tanaman yang digunakan juga terdiri dari bahan-bahan bekas yang mudah ditemukan dan bisa digunakan yakni seperti botol bekas air mineral, gelas bekas air mineral, sekam bakar, dan blotong (Limbah Tebu). Pertama-tama membuat dua lubang dikedua ujung botol sebesar ukuran gelas mineral yang digunakan, kemudian di cat menggunakan cat minyak untuk mengurangi bakteri dan mempecantik botol.
Langkah berikutnya membuat campuran isi media tanam yakni dengan menggunakan sekam bakar dan blotong ( limbah tebu) dengan perbandingan 2:1 yang kemudian di isi pada gelas bekas air mineral. Bibit sayur yang digunakan dalam program kerja hidroponik ini adalah kangkung. Setelah itu rendam bibit sayur kangkung selam 3 jam kemudian tutup menggunakan sarbet dan diamkan selama 8 jam, hal ini bertujuan agar dapat mempercepat bibit kangkung menjadi kecambah dan mensortir bibit kangkung yang siap ditanam.
Setelah selesai gelas mineral berisi media tanam diletakan dalam lubang botol bekas air mineral lalu di masukan ke dalam rak atau instalasi yang telah dibuat sebelumnya. Setelah semua siap bibit kangkung siap ditanam dan dialiri air dari kolam ikan (aquakultur) selama 8 jam perhari. Kangkung sudah bisa dipanen di usia 25-30 hari terhitung sejak ditanam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H