Mohon tunggu...
KKN UM Wonokerso 2021
KKN UM Wonokerso 2021 Mohon Tunggu... Lainnya - Kelompok KKN UM

Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Malang Semester Antara Blok Reguler 2021 di Desa Wonokerso, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN UM Beri Solusi Melalui Proker Hidroponik dengan Sistem Aquaponik di Desa Wonokerso, Pakisaji, Malang

13 Juli 2021   17:55 Diperbarui: 13 Juli 2021   18:06 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instalansi aquponik yang dibuat oleh Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang di desa Wonokerso/Dokpri

Pakisaji -- Desa Wonokerso adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Pakisaji , Kabupaten Malang. Desa Wonokerso sendiri dikenal sebagai desa yang mengandalkan sektor pertanian sebagai salah satu sektor unggulannya. Desa ini memiliki 163,74 hektar lahan untuk pertanian, 4 hektar untuk lahan perkebunan, dan 51,31 hektar untuk berladang. Komoditas utama yang terdapat di desa ini adalah padi untuk perswahan, tebu untuk perkebunan, jagung dan kelapa untuk berladang serta beberapa jenis sayuran seperti terong, dan okra. Lahan untuk berladang cukup luas namun ada beberapa masalah yang menyebakan ketidakmaksimalan hasil panen sayur di ladang. Beberapa diantaranya adalah masalah kesuburan tanah, dan kekurangan air. Struktur tanah didesa ini termasuk tanah yang kurang subur dan mengalami kekeringan sehingga hanya beberapa jenis sayuran yang bisa dibudidayakan seperti sayuran terong dan okra yang memang cukup bisa bertahan di lahan kering.

Menanggapi masalah ini sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berjumlah 14 orang di Desa Wonokerso, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, memberikan solusi melalui mewujudkan salah satu program kerja nya untuk bercocok tanam dengan metode hidroponik yang dikolaborasikan dengan aquakultur atau dikenal sebagai sistem aquponik yang bertujuan mengatasi kekeringan dan keterbatsan lahan. Pertama-tama kegiatan untuk hidroponik ini adalah menyiapkan istalansi dan media tanamnya. Instalansi dibuat  menggunakan kayu usuk berukuran 1 x 1 meter sebanyak 2 batang sebagai tiang penyangga dan bambu sepanjang 4 meter sebagai rak tanaman. Kemudian pipa sepanjang 4 meter berukuran 1,5 dim serta selang sebagai aliran masuk air dan pompa air sebagai media mengalirkan air dari kolam yang akan mengaliri hidroponik.

Media tanaman yang digunakan juga terdiri dari bahan-bahan bekas yang mudah ditemukan dan bisa digunakan yakni seperti botol bekas air mineral, gelas bekas air mineral, sekam bakar, dan blotong (Limbah Tebu). Pertama-tama membuat dua lubang dikedua ujung botol sebesar ukuran gelas mineral yang digunakan, kemudian di cat menggunakan cat minyak untuk mengurangi bakteri dan mempecantik botol.

Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang membuat media tanam Hidroponik di desa Wonokerso/Dokpri
Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang membuat media tanam Hidroponik di desa Wonokerso/Dokpri

Langkah berikutnya membuat campuran isi media tanam yakni dengan menggunakan sekam bakar dan blotong ( limbah tebu) dengan perbandingan 2:1 yang kemudian di isi pada gelas bekas air mineral. Bibit sayur yang digunakan dalam program kerja hidroponik ini adalah kangkung. Setelah itu rendam bibit sayur kangkung selam 3 jam kemudian tutup menggunakan sarbet dan diamkan selama 8 jam, hal ini bertujuan agar dapat mempercepat bibit kangkung menjadi kecambah dan mensortir bibit kangkung yang siap ditanam.

Dokpri| Proses pembuatan media tanam untuk hidroponik oleh Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang di desa Wonokerso
Dokpri| Proses pembuatan media tanam untuk hidroponik oleh Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang di desa Wonokerso

Setelah selesai gelas mineral berisi media tanam diletakan dalam lubang botol bekas air mineral lalu di masukan ke dalam rak atau instalasi yang telah dibuat sebelumnya. Setelah semua siap bibit kangkung siap ditanam dan dialiri air dari kolam ikan (aquakultur) selama 8 jam perhari. Kangkung sudah bisa dipanen di usia 25-30 hari terhitung sejak ditanam.

Program kerja hidroponik dengan sistem aquponik oleh Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang di desa Wonokerso/Dokpri
Program kerja hidroponik dengan sistem aquponik oleh Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang di desa Wonokerso/Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun