Kabupaten Malang – Bimbingan belajar siswa merupakan salah satu program kerja dari tim KKN Universitas Negeri Malang (UM) yang mencakup mata pelajaran umum seperti MTK, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial dan mata pelajaran lainnya menyesuaikan dengan kurikulum dari siswa dan siswi yang dibimbing.
Sebelum melakukan bimbingan belajar terhadap siswa/siswi masyarakat sekitar, tim KKN UM melakukan survei serta meminta izin ke setiap orang tua dari masing-masing siswa/siswi untuk di berikan bimbingan tambahan di luar jam sekolah. Kegiatan bimbingan belajar siswa dilaksanakan selama 1 jam dengan metode berupa learn & reward bagi peserta yang sudah menyelesaikan setiap pembelajaran.
Respon dari setiap orang ternyata sangatlah menyambut dengan positif atas kegiatan ini, harapanya kegiatan ini dapat dilaksanakan secara terus menerus meskipun kegiatan KKN sudah selesai.
Berdasarkan info yang diperoleh dari narasumber setempat, memperoleh Pendidikan memang menjadi salah satu tantangan dan kendala yang sangat dirasakan oleh penduduk setempat yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu diantaranya jauhnya jarak dan akses menuju sekolah terdekat, minimnya fasilitas penunjang pembelajaran, dan kurang meratanya fasilitas Pendidikan dan tenaga pendidik yang menyebabkan akses Pendidikan menjadi sebuah problematika sosial bagi penduduk di kawasan pantai Kondangmerak.
“Semoga kegiatan ini bisa terus dilakukan, biar semua anak-anak bisa lebih bagus nilainya dibandingkan dengan teman-teman mereka,” ujar salah satu orang tua murid saat sedang melakukan survei (01/10/2022).
Menurut Raihan Fitriyandi selaku pengajar dikegiatan bimbingan belajar siswa kegiatan ini dapat berguna untuk siswa/siswi dalam mengulang pelajaran yang kurang dipahami di sekolah sekaligus bisa membantu siswa/siswi dalam mengerjakan pekerjaan rumah (PR) mereka dengan mudah.
“Jarak antar rumah siswa dengan sekolah sangatlah jauh, hal ini yang dapat menyebabkan siswa mudah lelah ketika sedang berada di sekolah sehingga belajar kurang optimal,” ujar Raihan Fitriandi.
“Meskipun kondisi rumah yang jauh, seharusnya mereka (siswa/siswi) juga berhak mendapatkan pembelajaran yang lebih baik di bandingkan dengan teman-temanya, sehingga mereka mampu bersaing di sekolah nantinya” lanjutnya.