Gondanglegi- Mahasiswa KKN UM Desa Sukosari tahun 2021 melaksanakan kegiatan pengelolaan sampah dengan menggunakan metode Ecobrick. Tahapan awal dalam pembuatan Ecobrick yaitu mengumpulkan limbah sampah plastik berupa botol yang berukuran 1,5L dan botol 600mL serta limbah anorganik lainnya seperti plastik bekas bungkus makanan yang telah dibersihkan. Pengumpulan botol bekas ini dilakukan pada hari Minggu (27/06), botol bekas tersebut didapat dari tim KKN dan juga diambil dari lingkungan sekitar Desa Sukosari. Tujuan dari kegiatan Ecobrick ini adalah sebagai solusi alternatif untuk mengolah limbah sampah plastik yang ada di Desa Sukosari, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Botol-botol bekas yang telah dikumpulkan nantinya akan dibuat sebagai pot gantung dan lainnya akan dibuat Ecobrick kemudian dimanfaatkan sebagai pembuatan kursi.
Setelah selesai mengumpulkan botol bekas kemudian pada hari Selasa (29/07), tim KKN melanjutkan ke tahapan selanjutnya yaitu membuat pot gantung dari botol bekas yang berukuran 600mL. Setelah memilah botol air mineral dan soda serta memotong botol sesuai desain kemudian botol-botol tersebut di cat menggunakan cat besi berwarna biru dan hijau lalu, setelah kering bagian bawah botol dan tutup dilubangi dengan menggunakan paku yang telah dipanasi menggunakan api lilin setelah itu dikaitkan benang sebagai tali untuk memasang pot gantung.
Setelah itu pada hari Jum'at (02/07), dilakukan pemasangan pot gantung pada RT 5 Desa Sukosari dan pengisian media tanam berupa tanah dan pupuk serta penanaman bibit tanaman obat keluarga yang masih tersisa serta tanaman hias dan jenis sayuran lainnya. Pot gantung yang telah dibuat berjumlah sekitar 30 buah.
Setelah proses pembuatan pot gantung selesai, pada hari Minggu (11/07), tim KKN mulai mengerjakan proses pembuatan kursi dengan memanfaatkan Ecobrick yang telah dibuat. Tahapan awal pembuatan Ecobrick sudah dimulai dari beberapa hari yang lalu karena proses yang dibutuhkan panjang.
Sebelum kami mengerjakan proses pembuatan bapak perangkat desa menanyakan kepada terkait tindak lanjut dari kegiatan yang telah kami lakukan "Nanti setelah kursinya jadi mau ditaruh dimana dan nanti produknya akan jadi berapa?". "InsyaAllah kursinya ini akan ditaruh di Balai Desa Pak dan untuk perkiraan berapa yang akan kami buat mungkin kursinya akan jadi 2 Pak" pungkas Kharisma.
Alat dan Bahan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan kursi yaitu gunting/cutter, staples kayu, spidol, jarum pentul, lakban bening dan cokelat yang berukuran besar, tali rafia, karton tebal, kain 2 meter, dan busa.Â
Langkah awal pembuatan yaitu menyusun botol berbentuk lingkaran sebanyak 19 buah kemudian diikat terlebih dahulu lalu direkatkan dengan menggunakan lakban bening sehingga kuat. Langkah selanjutnya itu memotong karton dan busa sesuai dengan ukuran diameter botol, kemudian karton tersebut diletakkan diatas botol lalu direkatkan dengan lakban cokelat diulangi hingga 2-3 kali supaya semakin kuat lalu letakkan 2 busa di atasnya kemudian kembali rekatkan dengan lakban cokelat.