Mohon tunggu...
KKN Sukolilo UM
KKN Sukolilo UM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sebuah platform tulisan berbasis media digital yang memuat mengenai keseharian kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Model Blok di Universitas Negeri Malang berbasis Tri Dharma Perguruan Tinggi di Desa Sukolilo, Wajak, Malang

Dengan mengusung tema KKN 'Berkarya Dimana Saja' dan ditunjang dari lingkungan Desa Sukolilo yang ramah dan inklusif menjadikan anggota kelompok menjadi lebih bersemangat mengemban amanah dan nyaman untuk disinggahi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Samiler: Kerupuk Singkong Khas Sukolilo Pride sebagai Ladang Ekonomi Kreatif Berbasis UMKM

30 Juli 2021   09:10 Diperbarui: 30 Juli 2021   20:16 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Samiler Mbak Ida, yang telah melalui proses penggorengan dan pengemasan dengan sempurna (Dokpri)

Singkong atau yang biasa dikenal 'ubikayu' (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu sumber karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung. Salah satu pemanfaatan singkong yang melimpah dan mudah didapatkan adalah kerupuk singkong atau yang biasa dikenal 'samiler'. Samiler adalah makanan ringan yang sangat populer dikalangan masyarakat, terbuat dari singkong, berbentuk bundar tipis dan rasanya gurih. 

Usaha ini telah dilakukan oleh beberapa UKM di Desa Sukolilo, Wajak sebagai produsen samiler. Menurut Ibu Ida salah seorang warga desa yang juga memiliki usaha pembuatan krupuk samiler, Proses Produksi samiler melalui beberapa tahapan, antara lain: proses bahan baku, pencetakan, steam, penjemuran dan pengemasan. Proses bahan baku dilakukan beberapa proses yaitu memilih singkong yang telah ditentukan standar dan mutunya, pengupasan kulit singkong, pencucian singkong yang telah dikupas, pemarutan singkong. 

Pemarutan singkong menggunakan mesin parut singkong dengan mesin 4 tak. Hasil dari singkong yang telah diparut dilanjutkan dengan proses pencetakan samiler. Sebelum proses pencetakan dilakukan tahapan pemberian bumbu dan diaduk menjadi adonan sebelum dicetak menjadi samiler. 

Alat pencetakan samiler menggunakan plastik biru alumunium berbentuk lingkaran ukuran 30 x 20 cm. Selanjutnya dilakukan pencetakan secara manual menggunakan tangan. Adonan diletakan diatas plastik lalu ditekan tekan sampai ketebalan yang diinginkan lalu ditumpuk untuk menunggu proses selanjutnya. 

Proses steam adalah proses dimana hasil cetakan samiler di kukus dengan waktu 10 menit. Pengukusan kerupuk dilakukan dengan menggunakan alat kukusan, dan dikukus diatas tungku dengan bahan bakar kayu bakar. Selanjutnya adalah Proses penjemuran dilakukan setelah proses kukus selesai dilakukan dengan meletakkan satu samiler yang berada dicetakan dan diletakkan pada jaring kayu yang telah dibentuk persegi panjang untuk selanjutnya dilakukan penjemuran. Lama waktu penjemuran dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Proses packaging dilakukan pada saat kerupuk telah kering dan sudah digoreng.

Situasi pembuatan kerupuk  Samiler khas Desa Sukolilo  (Dokpri)
Situasi pembuatan kerupuk  Samiler khas Desa Sukolilo  (Dokpri)

Dalam satu wadah plastik terdapat 12 Samiler yang dijual dengan harga yang cukup terjangkau, yaitu Rp. 6.000,00 perbungkusnya. Ibu Ida menjual sendiri hasil produksi samilernya. Beliau menjual Krupuk Samiler diluar Desa. Dalam sekali produksi Bu Ida bisa menjual hingga puluhan bungkus Samiler. "Kadang sudah ada yang pesan, kadang habis setelah dijajahkan di pinggir-pinggir jalan", pungkasnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun