Berbicara tentang sampah, kecenderungannya adalah kita tidak terlalu mempertimbangkan apakah sampah yang kita hasilkan itu organik atau non-organik. Kita mungkin tidak terlalu peduli kemana sampah itu pergi. Kenyataannya Indonesia, sampah domestik akan bercampur dengan sampah jutaan rumah tangga lainnya, membentuk gunungan sampah yang seharusnya tidak ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di kota masing-masing. Berbicara pengelolaan sampah yang ideal, para ahli mengatakan bahwa tanggung jawab pengelolaan sampah bukan hanya dipegang oleh pemerintah kota, tetapi juga masyarakat.
Jumlah penduduk yang terus meningkat dan pola konsumsi yang meningkat menyebabkan tempat pembuangan sampah semakin banyak, tetapi yang dipertanyakan adalah bagaimana dengan tempat pembuangan sampah saat ini di Indonesia? para ahli sedang mengkaji berbagai cara untuk memperbaiki sistem pengelolaan sampah. Salah satu opsinya adalah menambah jumlah tempat sampah. terkait dengan hal ini Mahasiswa KKN UM Desa Semen 2021 membentuk program Pembentukan Bank Sampah di Desa Semen. Hal yang melatarbelakangi terbentuknya bank sampah di Desa Semen dikarenakan masih kurangnya kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang memiliki nilai tambah secara sosial, ekonomi, kesehatan dan lingkungan.Â
Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk mendirikan bank sampah sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu, bank sampah ini berguna bagi masyarakat desa semen, mereka tidak membuang atau membakar sampah, karena mereka dapat menghasilkan uang dari sampah, membuat kerajinan tangan, dll, sehingga dapat mendongkrak perekonomian masyarakat setempat.
Program Bank Sampah merupakan suatu sistem pengelolaan sampah secara kolektif dengan prinsip daur ulang. Metode ini bisa meningkatkan nilai ekonomis dari sampah kering. Sementara masyarakat yang bertindak sebagai nasabah bank juga akan mendapat keuntungan. Mereka dapat mempunyai tabungan yang diambil sesuai kebutuhan. Dengan demikian bank sampah akan memberikan dampak positif untuk lingkungan dan memperbaiki kondisi ekonomi di suatu masyarakat.
Proses pendekatan dengan masyarakat dilakukan agar dapat membangun chemistry antar anggota Bank Sampah nantinya. Setelah dilakukan survey lokasi, ternyata di Desa Semen sudah pernah dibentuk Bank Sampah namun terhenti operasionalnya karena suatu hal tertentu. Dengan adanya Bank Sampah yang pernah terbentuk bisa memperlancar program kerja dalam pembentukan Bank Sampah karena sudah ada tempat, alat, dan pengurus terdahulu yang dapat diperbarui sistem kerjanya.Â
Antusias warga sangat tinggi dan adanya dukungan dari pemerintah Desa Semen menyebabkan mudahnya dalam pembentukan Bank Sampah. Untuk menambah wawasan lebih tentang Bank Sampah, pengurus sepakat untuk melaksanakan studi banding di Gati Bumi yang merupakan salah satu Bank Sampah besar yang berada di Kabupaten Blitar.
"Tidak mudah membangun bank sampah begitu saja, karena membutuhkan ketekunan, banyak sekali lika-liku yang harus dihadapi dimulai dari nol dan pernah mengalami vakum dan kemudian bangkit" ujar Bu Dian, ketua Gati bumi.Â
Struktur kepengurusan mulai dibentuk secara lengkap dan sesuai dengan porsi masing-masing. Pembersihan tempat bank sampah dilakukan untuk launching bank sampah, alat-alat mulai dibersihkan dan ditata di bank sampah agar mudah dalam beroperasi kembali. Mulai dari pembersihan rumput liar di sekeliling tempat bank sampah, dan penataan bekas sampah terdahulu yang masih terbengkalai. Tempat bank sampah yang diberikan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar, diberikan untuk mengembangkan bank sampah di Desa Semen, Dsn. Tegalrejo.Â
Semoga dengan adanya bank sampah dapat membawa masyarakat lebih sejahtera, karena dengan sampah yang tidak berguna dapat menghasilkan profit yang dapat menjadi penghasilan. Khususnya untuk mereka yang sangat membutuhkan apabila tekun dalam pengelolaan bank sampah juga akan memetik hasilnya yang sangat luar biasa.Â