Sukorejo - Hari Minggu (27/6), mahasiswa KKN Pulkam Desa Gunting mengadakan pelatihan cara mengolah minyak jelantah menjadi lilin aroma terapi bersama ibu-ibu PKK Desa Gunting. Kegiatan pelatihan ini dihadiri oleh ibu-ibu PKK Desa Gunting dan Kepala Desa Gunting (Bapak H. Wasimun). Penanggung jawab dari kegiatan pelatihan ini adalah Annisa Dewi Aprilia dan Putri Syafitri dengan Dosen Pembimbing Lapangan Bapak Tomy Rizky Izzalqurny, S.E., M.S.A. Sebelum kegiatan pelatihan dilakukan ibu-ibu PKK mengisi daftar hadir dan tak lupa menerapkan protokol kesehatan secara ketat, seperti menggunakan masker selama acara, menggunakan handsanitizer dan melakukan pengecekan suhu.
Antusias ibu-ibu PKK sangat besar untuk mengikuti pelatihan ini. Minyak jelantah merupakan sampah rumah tangga yang komersial, beberapa ibu-ibu di Desa Gunting membuang minyak jelantah disaluran air hal ini merupakan hal yang tidak dianjurkan sebab dapat merusak ekosistem lingkungan.
Pelatihan pembuatan lilin aroma terapi dari minyak jelantah memerlukan bahan yang mudah didapatkan antara lain seperti, minyak jelantah, parafin lilin (digunakan sebagai bahan pengeras agar minyak menjadi padat seperti lilin), benang kasur, krayon (digunakan sebagai pewarna lilin) dan essential oil (digunakan sebagai pengharum agar lilin wangi). Untuk alatnya yaitu kompor, gelas kecil, panci dan sendok.
Begitu juga dengan cara pembuatannya yang terbilang cukup mudah dengan hanya mencampur semua bahan diatas. Saat penanggung jawab proker mendemonstrasikan cara pembuatan lilin ibu-ibu PKK menyimak dengan sangat baik, yang mana perwakilan ibu-ibu PKK yaitu Ibu Sariati dan Ibu Khusnul mencoba membuatnya juga.
“Lumayan mbak dengan adanya pelatihan pembuatan lilin ini saya bisa memanfaatkannya saat listrik padam lilin ini digunakan sebagai alat penerangan yang mana tidak perlu lagi membeli lilin lagi” ujar Ibu Sariati. Harapannya pelatihan ini dapat menjadi pembelajaran bagi ibu-ibu dalam memanfaatkan limbah rumah tangga, selain itu juga dapat menjaga ekosistem lingkungan dari sebuah pencemaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H