Pengerjaan buku desa menjadi salah satu proker utama mahasiswa KKN UM Gubugklakah. Buku desa yang dijadikan sebagai sarana eduwisata tersebut merupakan sebuah terobosan baru dalam pengembangan wisata edukasi khususnya bagi desa Gubugklakah.Â
Menurut Puji Laksono selaku Sekretaris Desa mengungkapkan bahwasannya pembuatan buku profil desa yang ada di desa Gubugklakah sudah ada sejak KKN 2 tahun belakangan, namun buku desa tersebut dinilai masih banyak kekurangan karena hanya terdapat gambaran mengenai bidang pariwisata saja.
Buku desa yang digarap oleh mahasiswa UM mengangkat beberapa poin- poin penting yang terdapat pada desa khususnya fokus dari buku desa ini dapat disebut penggarapan dalam skala makro. Beberapa poin penting yang dikerjakan antara lain berawal dari Sejarah dan Budaya, letak geografis, Pendidikan, Pariwisata, hingga UKM dan Potensi Desa dimuat dalam buku profil desa tersebut.Â
Dalam hal ini pengangkatan Sejarah dan Budaya menjadi salah satu opsi menarik dalam sudut pandang eduwisata, pasalnya banyak sekali wisatawan dalam negeri maupun luar negeri yang tertarik dengan budaya yang terdapat di Gubugklakah. Salah satu kesenian tari topeng malangan yang menjadi sebuah seni tradisional yang sudah ada sejak lama menjadi hal yang sangat menarik untuk dipelajari dan ditekuni oleh para wisatawan, karena tidak dapat dipungkiri dalam bidang pendidikan khususnya tari topeng malangan merupakan sebuah local wisdom yang masih sangat menarik untuk dipelajari karena memiliki cerita sejarah yang menarik.
Melihat hal tersebut, para mahasiswa KKN UM Gubugklakah menggandeng Sejarawan Universitas Negeri Malang yaitu Mudzakir Dwi Cahyono dalam penggarapan buku desa tersebut. Mudzakir Dwi Cahyono sendiri merupakan seorang Sejarawan yang memiliki passion dalam bidang sejarah Kuno dan Budaya. Dalam hal ini pula, Mudzakir Dwi Cahyono memberikan arahan kepada mahasiswa KKN UM untuk melakukan survey lapangan dan studi literatur guna mendapatkan data yang valid, karena menurut beliau sendiri penggarapan buku desa yang mencakup sejarah dan budaya sendiri merupakan sebuah hal yang jarang ditemukan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI