Tegalpasir (18 Agustus 2023)-Bioarang adalah arang yang terbentuk dari bahan hayati atau biomasa kering dengan system tanpa udara. Bioarang menjadi salah satu alternatif yang cukup efektif untuk mengolah limbah kotoran sapi menjadi sumber energi. Pemanfaatan kotoran sapi menjadi bioarang dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari kotoran ternak.
Desa Tegalpasir merupakan salah satu desa di Kecamatan Jambesari yang terdiri dari lima Dusun yakni Dusun Krajan Timur, Krajan Barat, Karang Malang, Tegal Manik, dan Karang Beddih. Mayoritas penduduk Tegalpasir bermata pencaharian sebagai petani dan peternak sapi. Salah satu masalah di desa ini yakni keberadaan kotoran sapi dalam jumlah besar, namun masih kurangnya pengolahan akan limbah tersebut. Warga biasanya membuang kotoran sapi di satu tempat sehingga membuat limbah menumpuk dan berbau tidak sedap.Â
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah desa sudah mencoba memberikan solusi dengan menyalurkan dana untuk pengolahan limbah. Namun hal itu masih kurang efektif karena tidak adanya keberlanjutan dari masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, KKN UMD 34 UNEJ mengangkat tema Desa Peduli Lingkungan dengan program utama yakni pengolahan limbah kotoran sapi menjadi briket bioarang.
Briket bioarang terbuat dari kotoran sapi yang disangrai lalu ditambahkan dengan serbu kayu halus dan tepung tapioka. Bahan yang telah tercampur, dicetak dengan menggunakan alat tempa secara manual lalu dijemur hingga kering. Dari kegiatan ini, KKN UMD 34 UNEJ menghasilkan briket yang memiliki kalor lebih panas daripada arang biasa.
Pada hari Rabu, 16 Agustus 2023 mahasiswa KKN UMD 34 UNEJ telah melakukan penyuluhan pembuatan briket bioarang kepada masyarakat Desa Tegalpasir. Masyarakat yang hadir diantaranya adalah ketua dan anggota kelompok tani Desa Tegalpasir, perangkat desa, serta PPL. Dalam penyuluhan tersebut, mahasiswa KKN menjelaskan mengenai langkah-langkah pembuatan serta manfaat dari briket bioarang. Antusias masyarakat cukup tinggi dengan adanya penyuluhan dari mahasiswa KKN ini, karena dapat menjadi alternatif yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan limbah peternakan yang merupakan salah satu masalah yang ada di desa.
Mahasiswa KKN juga menjelaskan mengenai beberapa kelebihan dan kekurangan dari briket bioarang ini, kelebihan dari briket ini tentunya dapat menanggulangi limbah peternakan serta dapat menghasilkan arang yang lebih panas, namun juga terdapat kekurangan berupa arang yang lebih cepat menjadi abu. Briket bioarang ini dapat menjadi barang bermanfaat yang terbuat dari limbah kotoran peternakan, namun bukan menjadi sumber panas utama dalam proses pembakaran. Â
Dalam penyuluhan tersebut mahasiswa KKN juga membawa produk briket yang telah jadi untuk dapat menjadi contoh hasil akhir dari pembuatan briket bioarang. Masyarakat yang datang juga terlihat penasaran dan tertarik dengan produk briket yang dipamerkan saat proses penyuluhan berlangsung. Jadi briket bioarang yang telah dibuat oleh mahasiswa KKN UMD 34 UNEJ dapat dikatakan berhasil karena dapat menghantarkan panas dengan baik dan tentunya telah menjadi solusi pengolahan limbah ternak yang ada di Desa Tegalpasir.Â
Keberlanjutan terkait program pembuatan briket ini sangat diharapkan untuk mengatasi masalah masyarakat Tegalpasir mengenai limbah peternakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H