Tegalpasir(18 Agustus 2023) - Pestisida Nabati (Pesnab) merupakan salah satu inovasi baru dalam dunia pertanian yang memanfaatkan tumbuhan dan bahan organik untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit. Sedangkan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) merupakan salah satu pupuk hayati yang dapat memacu pertumbuhan tanaman dengan cara yang ramah lingkungan. Pada kesempatan ini, mahasiswa KKN UMD 34 UNEJ memanfaatkan daun sirsak sebagai bahan dasar pembuatan pestisida nabati dan akar bambu sebagai bahan dasar pembuatan PGPR.
Pestisida nabati dibuat dengan melakukan fermentasi sari pati daun sirsak selama 2 hari. Keesokan harinya proses pembuatan dilanjutkan dengan penambahan detergen yang berfungsi sebagai perekat agar pestisida nabati dapat menempel pada permukaan tanaman ketika diaplikasikan. Mahasiswa KKN UMD 34 UNEJ melakukan pengaplikasian pestisida nabati yang telah jadi pada salah satu lahan milik warga desa Tegalpasir. Tidak hanya pestisida nabati, mahasiswa KKN UMD 34 UNEJ juga membuat PGPR yang memanfaatkan akar bambu sebagai bahan dasar. Akar bambu tersebut direndam selama 3 hari, lalu air rendamannya dicampur dengan bahan lain seperti terasi, gula, dan dedak. Bahan yang sudah tercampur lalu difermentasikan selama satu minggu sebelum diaplikasikan.
Setelah dilakukan pembuatan dan pengaplikasian pesnab dan pupuk PGPR, KKN UMD 34 UNEJ mengadakan penyuluhan kepada GAPOKTAN dan POKTAN desa Tegalpasir (Rabu, 16 Agustus 2023). Pada kegiatan ini, mahasiswa KKN UMD 34 UNEJ memberikan pengetahuan mengenai pesnab dan pupuk PGPR, manfaat serta pengaplikasiannya. Saat penyampaian materi, GAPOKTAN dan POKTAN mendengarkan dengan seksama serta sesekali bertanya yang menunjukkan bahwa mereka sangat antusias. Mahasiswa KKN UMD 34 UNEJ juga membagikan sampel pesnab dan pupuk PGPR kepada masing-masing GAPOKTAN dan POKTAN desa Tegalpasir untuk dapat diaplikasikan juga di lahan mereka masing-masing. Salah satu warga yang lahannya menjadi lokasi percobaan juga memberikan testimoni, bahwasanya tanaman yang sudah diaplikasikan pesnab dan pupuk PGPR menghasilkan pertumbuhan tanaman yang optimal dibandingkan dengan yang tidak diaplikasikan.
Di akhir acara, bapak Kades mengatakan bahwa inovasi yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UMD 34 UNEJ sangat bagus. Bapak Kades juga berencana untuk melanjutkan kedua produk ini, Desa akan melakukan produksi pesnab dan PGPR secara massal. Semoga inovasi ini dapat dilanjutkan dalam jangka waktu yang lama dan bermanfaat bagi para petani di desa Tegalpasir. Sebagai catatan, produk ini perlu dilakukan uji laboratorium untuk memastikan keamanannya sebelum nantinya diproduksi secara massal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H