Tanah airku Indonesia
Negeri elok amat kucinta
Tanah tumpah darahku yang mulia
Yang kupuja sepanjang masa
Potongan lagu tersebut dituliskan oleh Ismail Marzuki untuk menunjukkan kenyataan bagi negara Indonesia yang memiliki keanekaragaman dari berbagai segi, baik alam, masyarakat, budaya, dan lain sebagainya. Potensi-potensi yang telah disebutkan tadi dilirik oleh manusia yang berasal dari berbagai zaman dan berbagai bangsa, dari dahulu hingga kini. Mulai dari berdagang, belajar, berwisata, dan lain sebagainya.
Khusus bagi wisata, Indonesia menyajikan obyek wisata yang beragam, baik di desa maupun di kota, baik berupa bentang alam maupun budaya, dan masih banyak lagi. Sejumlah obyek wisata di Indonesia yang telah dikenal oleh masyarakat dalam skala luas, seperti Pantai Kuta di Bali, Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat, Kota Tua di Jakarta, Raja Ampat di Papua Barat, dan lain sebagainya.Â
Contoh tersebut masih sebagian kecil dari banyaknya ragam wisata yang terdapat di Indonesia, dimana sebagian obyek wisata lainnya masih dikenal dalam lingkup lokal, bahkan ada yang sama sekali belum terekspos oleh dunia luas.
Bagi yang terakhir, berlaku untuk Desa Karang Sengon, Kecamatan Klabang, Kabupaten Bondowoso. Sebagai desa yang terletak di kota yang mem-branding obyek wisata besar seperti Ijen Geopark, Pusat Megalitikum, Produksi Tape, dan lain sebagainya, wisata lokal yang terletak di pedesaan juga turut perlu diperkenalkan.
Mahasiswa KKN UMD Universitas Jember Periode 2 Kelompok 287 mengidentifikasi adanya potensi obyek wisata di Desa Karang Sengon. Identifikasi tersebut dilakukan melalui serangkaian kegiatan survei lapangan yang telah dilakukan beberapa kali oleh peserta KKN.Â
Dimana Mahasiswa KKN mendapatkan temuan bahwasannya terdapat potensi wisata setempat yang belum dikelola secara maksimal oleh pemerintah. Potensi tersebut terdiri dari air terjun, situs megalitikum, jalur offroad, dan komoditi lokal yang dapat diproduksi menjadi buah tangan yang belum cukup diperkenalkan dan dikembangkan oleh pemerintah.
"Pada awalnya, kami belum mengetahui informasi apa-apa mengenai Desa Karang Sengon karena informasi yang terdapat di internet sangat terbatas. Namun, setelah ditelisik lebih jauh, di desa ini ada sesuatu yang dapat dibangun dan dikembangan menjadi sebuah desa wisata. Kita perlu optimis." tutur Dimas, salah satu mahasiswa KKN UMD Universitas Jember Kelompok 287 yang diwawancarai pada 1 Agustus 2022.
Berusaha mengetahui upaya yang dilakukan oleh pihak desa, mereka ternyata juga melakukan perjalanan studi ke Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang mengalami perubahan sosial-ekonomi secara signifikan dengan melakukan pengelolaan aliran irigasi menjadi kolam budidaya ikan hias.Â
Dari yang awalnya pendapatan Desa Ponggok ini hanya dari hasil pertanian, namun Kepala Desa Ponggok sendiri mempunyai konsep yang bagus untuk mengembangkan Desa Ponggok untuk menjadi desa wisata yang mandiri. Pasalnya, potensi yang dimiliki Desa Ponggok memiliki kemiripan dengan Desa Karang Sengon.
"Kami telah melihat desa Ponggok sebagai desa wisata yang mandiri dan memiliki potensi yang bagus dilihat dari sejarahnya yang mulanya menjadi desa termiskin dan dinobatkan menjadi desa terkaya di Indonesia.Â
Maka dari itu kami  ingin mencontoh desa tersebut untuk diterapkan pada desa kami, sehingga kami berharap kepada teman-teman KKN untuk bisa menemukan dan mengeksplor apapun yang ada di desa, terlebih untuk dapat dijadikan potensi yang baru.Â
Apalagi dengan kehadiran Mahasiswa KKN dapat memberikan sudut pandang berbeda yang dapat diharapkan dalam memberikan saran dan pendapat untuk kedepannya." Kata Angga, selaku salah satu perangkat desa yang ikut melakukan perjalanan studi di Desa Ponggok dan telah diwawancarai pada 2 agustus 2022.
Selain dapat menarik keuntungan dari kunjungan wisata, masyarakat juga mendapatkan hasil dari budidaya ikan. Perangkat desa setempat juga mengharapkan adanya branding serupa, agar Desa Karang Sengon dapat meniru langkah baik Desa Ponggok. Terlebih, obyek wisata yang terdapat di Desa Karang Sengon tidak hanya dalam lingkup budidaya ikan hias melainkan juga dengan bentang alamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H