Taman Krocok, 28 Januari 2025 -- Desa Paguan, Kecamatan Taman Krocok, Kabupaten Bondowoso merupakan desa agraris yang memiliki potensi di bidang pertanian. Siklus penanaman di desa Paguan ketika musim penghujan yaitu padi, sedangkan musim kemarau menanam tembakau dan cabai dengan metode tumpang sari. Akan tetapi, hasil penanaman cabai kini tengah menghadapi permasalahan serius. Serangan penyakit cabai cacar menyebabkan banyak cabai rusak sehingga hasil panen menurun drastis dan beberapa petani mengalami kerugian. Namun, hasil dari kerugian panen cabai dapat teratasi dengan hasil panen tembakau.
Salah satu kelompok tani, Bapak Bambang pada pertemuan dengan mahasiswa KKN UMD Kelompok 14 (Senin, 27/1/2025) menyampaikan bahwa salah satu permasalahan di sektor pertanian yang belum ada solusi dari 5 tahun terakhir di desa Paguan adalah penyakit cacar yang menyerang cabai hasil tani.
"Permasalahan cabai cacar sudah 5 tahun terakhir ini tidak ada solusinya, membuat hasil panen cabe menurun, jadi warga menerapkan metode tumpang sari cabai dengan tembakau untuk menutupi kerugian panen cabai." ujar Bambang.
Menanggapi situasi ini, mahasiswa KKN UMD 2025 Kelompok 14 berinisiatif mengadakan kegiatan penyuluhan mengenai optimalisasi budidaya cabai kepada kelompok tani. Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada petani agar lebih memahami cara pencegahan dan penanggulangan penyakit tanaman cabai, khususnya cabai cacar. Para petani diberikan pemahaman tentang macam-macam dan pencegahan hama penyakit serta penggunaan pestisida dan pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Selain penyuluhan mengenai pertanian, kegiatan ini juga mencakup pelatihan pengolahan cabai menjadi bubuk cabai dan chili oil. Para peserta yang merupakan ibu-ibu Desa Paguan diajarkan cara mengolah cabai menjadi bubuk cabe atau chili flakes dan chili oil. Produk olahan ini diharapkan dapat menjadi alternatif usaha bagi petani atau warga Desa Paguan dan mengurangi potensi kerugian akibat gagal panen.
Kami juga menghimbau warga masyarakat Desa Paguan untuk menjaga keberlangsungan pengolahan cabai yang nilai jualnya rendah ini agar dapat menjadi UMKM maupun BUMDES. Remaja di desa paguan tak luput kami edukasi juga bagaimana cara mengelola tanaman cabai mulai dari penanaman bibit hingga pemanenan cabai, serta menjaga keberlangsungan pengolahan cabai yang mana nilai jualnya rendah.
Kami juga menghimbau warga masyarakat Desa Paguan untuk menjaga keberlangsungan pengolahan cabai agar dapat menjadi UMKM maupun BUMDES untuk meningkatkan nilai jual cabai dan mendapatkan penghasilan tambahan atas kegiatan tersebut. Remaja di desa paguan tak luput kami edukasi juga bagaimana cara mengelola tanaman cabai mulai dari penanaman bibit hingga pemanenan cabai, serta menjaga keberlangsungan pengolahan cabai untuk membuka peluang baru dalam sektor ekonomi kreatif berbasis pertanian.
Diharapkan, melalui upaya ini masyarakat terutama rpara petani di Desa Paguan dapat lebih tangguh dalam menghadapi tantangan pertanian dan mampu memanfaatkan hasil panen secara maksimal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI