Kurikulum Merdeka adalah kurikulum terbaru yang ditetapkan pada tahun 2022 oleh Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia. Kurikulum Merdeka berusaha menciptakan pelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai pusat proses belajar yang bisa disebut pembelajaran paradigma baru. Pembelajaran berdiferensiasi berusaha mewujudkan pendidikan yang seluruh proses belajarnya merupakan jawaban dari kebutuhan belajar peserta didik. Kebutuhan belajar peserta didik meliputi kesiapan belajar, minat dan profil belajar.
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 7 Juli 2023 bertempat di ruang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Papar Kediri, Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini diikuti oleh 70 orang guru-guru SMAN Negeri 1 Papar dan juga guru MGMP Ekonomi di Kabupaten Kediri. Kegiatan workshop dibuka oleh Kepala SMAN 1 Papar Tri Erlinawati, S.Pd, M.Pd. pematari kegiatan ini adalah Prof. Dr. Imam Mukhlis, M.Si, Ro'ufah Inayati, S.Pd, M.Pd, Dr. Hj. Lisa Rokhmani, M.Si, Dr. H. Agung Haryono, S.E, M.P.,Ak dan Annisya, S.Pd, M.Pd. Kegiatan diawali dengan orientasi awal yang dilakukan oleh Dr. Hj. Lisa Rokhmani, M.Si mengenai Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi Dalam Kurikulum Merdeka Pada Mata Pelajaran Ekonomi. Kemudian dilanjutkan dengan materi kedua mengenai pelaksanaan asesmen diagnostik yang disampaikan oleh Ro'ufah Inayati, S.P.d, M.Pd. materi berikutnya disampaikan oleh Prof. Dr. Imam Mukhlis, M.Si mengenai Diferensiasi Konten, Proses dan Produk Diimplementasikan yang Berfokus pada Profil atau Gaya Belajar. Kemudian di tutup dengan materi yang sampaikan oleh Dr. H. Agung Haryono, S.E, M.P.,Ak dan Annisya, S.Pd, M.Pd mengenai Evaluasi dan Tindak Lanjut Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi Bergantung Pada Guru Itu Sendiri.
Salah satu kunci keberhasilan implementasi kurikulum adalah ketika guru memiliki kapasitas untuk mengembangkan tugas yang sejalan dengan ekspektasi atau tujuan dalam kurikulum baru. Guru perlu dilibatkan langsung dalam pengembangan kurikulum agar pemahaman tentang kurikulum baru lebih tajam dan bisa memberikan saran tentang kebutuhan peserta didik sehingga mampu menyusun instruksi belajar yang sesuai. Keterlibatan ini juga dapat mendorong guru memiliki rasa tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap kurikulum, sehingga dapat memunculkan semangat mengajar yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H