Mohon tunggu...
Rahmi Vovo
Rahmi Vovo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya merupakan salah satu mahasiswi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) yang sedang menjalankan program KKN di Desa Dalan Naman. Saya memiliki Hobi untuk meliput berita oleh karena itu saya mendaftarkan diri saya di Kompasiana untuk meluangkan hobi saya yang sukak meliput berita yang dimana nantinya berita yang saya masukkan di Kompasiana ini seputar tentang kegiatan saya di KKN di Desa Dalan Naman.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa (KKN- 175) UIN SU Adakan Pelatihan dan Sosialisasi Pemasaran UMKM di Desa Dalan Naman, Dorong Masyarakat Kembangkan Usaha Sabun Cuci Piring

23 September 2024   10:45 Diperbarui: 23 September 2024   11:06 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalan Naman, 6 Agustus 2024- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN -175) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) mengadakan kegiatan pelatihan dan sosialisasi pemasaran untuk pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Dalan Naman, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat. Kegiatan ini merupakan salah satu program utama KKN dalam rangka meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat desa melalui usaha pembuatan sabun cuci piring.

Pelatihan yang berlangsung pada tanggal 6 Agustus 2024 ini diikuti oleh puluhan warga Desa Dalan Naman, yang mayoritas adalah ibu rumah tangga dan pemuda desa. Para peserta antusias mengikuti setiap sesi pelatihan yang meliputi pembuatan sabun cuci piring serta strategi pemasaran produk UMKM.
Dalam pelatihan tersebut, mahasiswa (KKN -175) UIN SU memperkenalkan bahan-bahan dasar yang dibutuhkan untuk pembuatan sabun cuci piring seperti soda api, minyak kelapa, air, pewarna, dan pewangi. Mereka juga menjelaskan secara rinci proses pembuatan sabun mulai dari pencampuran bahan hingga pengemasan produk yang siap dijual.

Menurut salah satu mahasiswa KKN, pelatihan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan baru bagi masyarakat sehingga mereka dapat memulai usaha sendiri dengan modal yang terjangkau. "Sabun cuci piring merupakan produk yang sangat dibutuhkan sehari-hari dan memiliki pasar yang luas. Dengan pelatihan ini, kami berharap masyarakat desa dapat memproduksi sabun sendiri dan menjadikannya sebagai sumber pendapatan tambahan," ujar Jihan salah satu kelompok 175 Mahasiswa KKN UINSU.

Setelah sesi pelatihan pembuatan produk, mahasiswa (KKN -175) UIN SU melanjutkan kegiatan dengan memberikan sosialisasi tentang pentingnya pemasaran dalam mengembangkan usaha. Dalam era digital seperti saat ini, pemasaran melalui media sosial menjadi kunci penting dalam memperluas jangkauan pasar.
Mahasiswa memberikan panduan praktis kepada warga tentang cara menggunakan platform media sosial seperti Instagram, Facebook, dan WhatsApp untuk mempromosikan produk mereka. Selain itu, mereka juga menekankan pentingnya branding, pengemasan produk yang menarik, dan strategi pemasaran mulut ke mulut.
"Kami ingin warga tidak hanya bisa membuat produk, tetapi juga tahu bagaimana cara menjualnya dengan efektif. Media sosial bisa menjadi sarana promosi yang sangat kuat, bahkan di wilayah pedesaan," kata Ahmad z
Zidan, koordinator kegiatan.

Warga Desa Dalan Naman menyambut baik program pelatihan dan sosialisasi ini. Salah satu peserta pelatihan, Bu Intan, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada mahasiswa (KKN- 175) yang telah memberikan pengetahuan baru. "Ini adalah kesempatan yang sangat bagus bagi kami. Sebelumnya, saya tidak tahu cara membuat sabun cuci piring, apalagi cara memasarkannya. Dengan pelatihan ini, saya merasa bisa memulai usaha kecil di rumah," katanya.

Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi masyarakat Desa Dalan Naman untuk mengembangkan UMKM dan meningkatkan perekonomian desa melalui usaha yang berkelanjutan.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa (KKN-175) UIN SU berharap agar program pelatihan dan sosialisasi pemasaran dapat membawa dampak jangka panjang bagi masyarakat. "Kami berharap usaha pembuatan sabun cuci piring ini bisa terus berkembang dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat desa. Selain itu, kami juga berharap warga bisa lebih mandiri dalam menjalankan usaha UMKM mereka dengan strategi pemasaran yang tepat," pungkas Jihan Mahasiswa KKN -175 UINSU.
Kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat pedesaan. Mahasiswa UIN SU berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan potensi lokal melalui program-program serupa di masa depan.

Dengan adanya program pelatihan ini, Desa Dalan Naman diharapkan dapat berkembang menjadi desa yang mandiri secara ekonomi, dengan warga yang memiliki keterampilan serta pengetahuan dalam mengelola usaha kecil yang berkelanjutan. Melalui sinergi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat, potensi lokal dapat dioptimalkan untuk kemajuan desa secara keseluruhan.

Pelatihan dan Sosialisasi Pemasaran UMKM di Desa Dalan Naman oleh Mahasiswa (KKN -175) UIN SU: Meningkatkan Kemandirian Ekonomi melalui Usaha Pembuatan Sabun Cuci Piring

Desa Dalan Naman, sebuah desa yang terletak di Kecamatan Kuala  Kabupaten Langkat, menjadi salah satu sasaran program Kuliah Kerja Nyata (KKN -175) oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) tahun ini. Kegiatan KKN ini berfokus pada upaya peningkatan ekonomi masyarakat melalui pelatihan dan sosialisasi pemasaran untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bertujuan untuk menciptakan peluang usaha baru dan meningkatkan taraf hidup masyarakat desa.
Salah satu program unggulan yang dilaksanakan oleh mahasiswa (KKN- 175) UIN SU adalah pelatihan pembuatan sabun cuci piring sebagai produk utama. Pemilihan sabun cuci piring ini didasarkan pada analisis kebutuhan pasar yang tinggi dan proses pembuatan yang relatif sederhana serta modal yang terjangkau. Selain itu, produk ini juga dapat menjadi solusi ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat desa.

Kegiatan pelatihan ini dimulai dengan sesi pengenalan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun cuci piring, seperti soda api, minyak kelapa, pewarna, serta pewangi. Mahasiswa (KKN- 175) tidak hanya memberikan teori, tetapi juga langsung melakukan praktik bersama warga untuk membuat sabun cuci piring.
Seluruh peserta pelatihan diberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam setiap tahapan pembuatan sabun, mulai dari pencampuran bahan, proses pemanasan, hingga pengemasan sabun ke dalam wadah. Dengan keterlibatan langsung ini, warga diharapkan dapat memahami dan menguasai proses produksi dengan baik

Setelah pelatihan pembuatan produk, mahasiswa (KKN-175) UIN SU juga memberikan sosialisasi terkait strategi pemasaran yang efektif untuk memperluas jangkauan produk sabun cuci piring tersebut. Beberapa poin penting yang disampaikan dalam sosialisasi ini antara lain:
Pentingnya Branding: Mahasiswa menjelaskan pentingnya memberi identitas yang menarik pada produk, seperti membuat logo dan kemasan yang menarik serta mudah dikenali.
Pemasaran Digital: Dalam era digital, pemasaran melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp menjadi kunci penting. Mahasiswa memberikan panduan bagaimana membuat akun bisnis dan memanfaatkan media sosial untuk menjual produk.
Pemasaran Mulut ke Mulut: Mahasiswa juga mengajarkan teknik pemasaran tradisional melalui jaringan keluarga dan tetangga, karena desa kecil memiliki komunitas yang erat dan bisa menjadi promotor terbaik untuk produk baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun