CEMPA, KOMPAS - Kelompok 180 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) mengambil langkah inovatif dalam upaya meningkatkan kesadaran lingkungan di Desa Cempa. Melalui serangkaian program kreatif, mahasiswa KKN ini berhasil mengubah paradigma masyarakat tentang pengelolaan sampah dan pemanfaatan barang bekas.
Salah satu inisiatif utama adalah pembuatan plang edukasi tentang waktu penguraian sampah. "Kami membuat plang dari kayu yang menampilkan informasi tentang berapa lama berbagai jenis sampah terurai di alam," jelas Koordinator KKN Kelompok 180 kepada Kompas, Rabu (28/8/2024). "Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman visual kepada masyarakat tentang dampak jangka panjang sampah terhadap lingkungan."
Plang-plang ini tidak berdiri sendiri. Di samping setiap plang, mahasiswa KKN menempatkan tempat sampah yang terbuat dari galon air minum bekas. "Kami ingin menunjukkan bahwa barang-barang yang dianggap tidak berguna pun masih bisa dimanfaatkan," tambah salah satu anggota tim. Inisiatif ini tidak hanya memberikan solusi praktis untuk masalah sampah, tetapi juga menjadi contoh nyata daur ulang kreatif.
Lebih jauh lagi, mahasiswa KKN juga melakukan transformasi botol plastik bekas menjadi barang-barang bermanfaat. Badan botol diubah menjadi tempat pensil, pulpen, atau spidol, sementara tutupnya dikreasikan menjadi gantungan kunci yang menarik. "Kami ingin menunjukkan bahwa dengan sedikit kreativitas, sampah bisa menjadi sumber daya yang berharga," ujar salah satu mahasiswa yang terlibat dalam proyek ini.
Hasil kreasi ini kemudian didistribusikan ke sekolah-sekolah di Desa Cempa. "Kami berharap, dengan meletakkan hasil kreasi ini di sekolah, kami bisa menginspirasi generasi muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan kreatif dalam memanfaatkan barang bekas," tambah Koordinator KKN.
Kepala SDN 054930 Cempa, salah satu sekolah penerima hasil kreasi, menyambut baik inisiatif ini. "Program ini sangat edukatif. Anak-anak jadi lebih sadar tentang pentingnya mengelola sampah dan bahkan terinspirasi untuk membuat kreasi serupa," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Desa Cempa mengapresiasi upaya mahasiswa KKN dalam mengedukasi masyarakat tentang lingkungan. "Ini adalah langkah kecil yang bisa berdampak besar. Kami berharap kesadaran ini bisa terus tumbuh di kalangan warga desa," ujarnya.
Inisiatif mahasiswa KKN UINSU Kelompok 180 ini menunjukkan bahwa solusi untuk masalah lingkungan tidak selalu harus rumit atau mahal. Dengan kreativitas dan komitmen, sampah yang sering dianggap sebagai masalah bisa diubah menjadi sumber daya yang bermanfaat.
"Kami berharap, melalui program ini, kami tidak hanya meninggalkan kenangan, tetapi juga perubahan pola pikir dan kebiasaan yang positif di Desa Cempa," tutup Koordinator KKN. "Menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama, dan kami senang bisa berkontribusi dalam gerakan ini."
Dengan adanya inisiatif seperti ini, diharapkan kesadaran lingkungan di Desa Cempa akan terus meningkat, menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan bahkan setelah masa KKN berakhir. Program ini juga bisa menjadi model yang menginspirasi untuk diterapkan di daerah-daerah lain, menciptakan gerakan peduli lingkungan yang lebih luas di seluruh Indonesia.