Mohon tunggu...
KKNTUNIPMA2025K20
KKNTUNIPMA2025K20 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas PGRI Madiun

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik Pemberdayaan Masyarakat Universitas PGRI Madiun Tahun 2025 Kelompok 20

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Program KKN-T PM Universitas PGRI Madiun Kelompok 20 Pembuatan dan Pengolahan Data Infografis Desa

29 Januari 2025   14:57 Diperbarui: 29 Januari 2025   19:56 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor Desa Jambangan (Dokumentasi Pribadi)

Sejarah desa masih menarik minat sejarawan karena hampir semua peristiwa sejarah berawal atau terjadi didaerah pedesaan. Desa sebagai kesatuan teritorial dan administratif yang terkecil di Indonesia, memiliki karakter tersendiri disebabkan masing-masing desa atau daerah terben- tuk melalui proses sejarah yang panjang dan berbeda-beda, demikian halnya dengan Desa Jambangan.

Desa Jambangan merupakan sebuah desa yang masuk di wilayah Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan Jawa Timur. Berbatasan dengan Desa Bogem disebelah timur, Desa Ngadirejo disebelah utara, Desa Selorejo disebelah barat dan Desa Mangunrejo disebelah selatan. Desa ini dibelah oleh Sungai Bringin yang membagi wilayah Jambangan menjadi dua yaitu lor kali dan kidul kali. Daerah lor kali sebagian besar wilayahnya digunakan untuk pemukiman warga sedangkan wilayah kidul kali digunakan untuk lahan pertanian. Dimana di wilayah kidul kali ini ditemukan beberapa peninggalan benda arkeologis

Sampai saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui asal-usul tentang Desa Jambangan dari sejarah maupun cerita rakyat, mitos, legenda yang membahas tentang Desa Jambangan. Termasuk nama- nama dan pengertian arti kata dari masing-masing dukuh/dusun yang ada didalamnya juga nama-nama Lurah/Kepala Desa Jambangan dari masa ke masa.

Apabila masyarakat tidak mengenal dan tidak mengetahui sejarah daerahnya sendiri maka dapat dipastikan beberapa tahun kedepan masyarakat akan tenggelam ditelan sejarah kelam masuknya sejarah dan budaya asing dan masyarakat akan kehilangan jati dirinya serta tidak akan pernah tahu bagaimana yang sebenarnya tentang sejarah daerahnya sendiri.

Babad Desa Jambangan ini dikemas secara sederhana mudah untuk dipahami dan dimengerti dengan harapan dapat membuka tabir rahasia dari Desa Jambangan. Sehingga kemudian dapat disumbangkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak dilupakan oleh generasi mendatang.

Oleh karena keterbatasan data sejarah maka pada tulisan ini didasarkan pada cerita dari mulut ke mulut, berupa legenda, dongeng dan mitos yang oleh orang Barat dikatakan tidak riil, penuh dengan kegaiban, fantasi dan spekulasi. Meskipun demikian penulis akan mencoba mengelaborasikan dengan catatan sejarah besar yang terjadi pada rentang waku yang di wilayah Magetan. Sesuai dengan pendapat Sartono Kartodirdjo (1996), bahwa untuk mengatasi kesukaran pengungkapan sejarah yang bercampur fantasi dan spekulasi maka pendekatan multidimensional ini akan diperoleh data-data yang obyektif dan terhindar dari data-data yang subyektif.

Asal Kata Jambangan

Berdasarkan penuturan beberapa sesepuh atau tokoh masyarakat desa kata "jambangan" berasal dari kata jambangan yang merupakan salah satu jenis gerabah yang berbentuk gentong besar. Hal ini disebabkan karena pada jaman dahulu terdapat banyak jambangan yang dimiliki oleh penduduk yang digunakan untuk mencuci benang dalam proses pewarnaan yang ditempatkan di halaman rumah. Hampir semua penduduk terutama ibu-ibu kala itu menjadi pengrajin benang dan pewarna kain alami. Karena saking banyaknya pengrajin maka sering didatangi mayarakat di luar Jambangan untuk melihat proses pem- buatannya dan membelinya, maka sejak saat itu untuk menandai hal tersebut diabadikan menjadi tetenger (penanda) untuk menjadi nama desa yaitu Desa Jambangan.

Keterampilan memintal benang, menenun kain, dan mewarnai kain diturunkan dari sorang tokoh yang bernama Nyi Palupi. Beliau adalah istri dari Ki Yudonegoro orang pertama yang membuka pemukiman di tepi selatan Sungai Bringin. Karena kegemarannya tersebut Nyi Palupi mengajarkannya pada penduduk yang datang bermukim untuk menambah pendapatan keluarga.

Punden Blumbang Kidul kali, Lokasi yang diindikasikan sebagai tempat tinggal Ki Yudonegoro

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun