Mohon tunggu...
KKNT UNESA NGANJUK 54
KKNT UNESA NGANJUK 54 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Surabaya

Mahasiswa KKN Tematik Unesa Tahun 2023 yang ditugaskan di Kampung Adat Desa Bajulan Kabupaten Nganjuk

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Lebih Dekat Tradisi Sowan Punden Masyarakat Hindu Kampung Adat Bajulan

13 Juni 2023   23:21 Diperbarui: 14 Juni 2023   09:55 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dukuh curik merupakan salah satu wilayah yang terletak di desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk. Merupakan satu-satunya desa adat di Nganjuk yang telah diresmikan pada tanggal 22 Desember 2022 Letaknya yang berada di kaki gunung wilis membuat suasananya masih asri dan sejuk. Selain lingkungan yang masih terjaga, kepercayaan masyarakat tentang leluhur juga masih kental.  Sebagian besar masyarakat di kampung adat ini merupakan penganut agama hindu sehingga semua kegiatan masyarakat kampung adat berpusat di Pura Kerta Bhuwana Giri Wilis.

Menurut kepercayaan umat hindu, pelaksanaan upacara keagamaan dibagi menjadi lima bagian yang disebut panca yadnya, mencakup dewa yadnya yakni persembahan yang ditujukan kepada sang pencipta beserta manivestasinya,  pitra yadnya yakni persembahan kepada leluhur, rsi yadnya yakni persembahan kepada resi, bhuta yadnya yakni persembahan kepada alam, dan yang terakhir adalah manusia yadnya yakni persembahan kepada sesama manusia. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sowan diartikan sebagai menghadap atau berkunjung (kepada orang yang dianggap harus dihormati, seperti raja, guru, atasan, orangtua). Sowan punden berarti menghadap atau berkunjung ke punden untuk membersihkan dan mendoakan para leluhur. Sowan punden merupakan tradisi yang memuat dua aspek dalam panca yadnya yaitu pitra yadnya dan bhuta yadnya. Pak mangku Damri selaku pemangku adat mengatakan bahwa "Punden ini kan ada dua kategori, kategori satu karena alam, alamnya, wilayahnya, karena kalau kita masuk ke punden berarti tentang wilayah desa karena sebenarnya punden itu kan tanda desa.Terus kalau sudah masuk ke punden berarti kita juga bicara tentang pendahulu, leluhur. Jadi sebenarnya masuk ke punden merawat punden ini termasuk yadnya yang dua versi itu tadi yang kepada leluhur dan alam".  (13/06/23)

dok. KKN-T UNESA Nganjuk 54
dok. KKN-T UNESA Nganjuk 54

Inti dari tradisi ini adalah untuk membersihkan dan merawat tempat-tempat tersebut agar terjaga dan bersih. Beberapa tempat yang didatangi seperti Punden danyang Mbah Sidi, Mbah Sonah atau Eyang Sombro, Mbah Sadu, Mbah Demang, adapula sumber mata air yang didatangi yakni Jolotundo. Masyarakat biasanya berangkat dengan membawa sesaji, setelah pembersihan dilakukan doa bersama kepada leluhur sebagai wujud menghormati dan mengingatnya. Tradisi sowan punden dilakukan satu bulan sekali oleh para pemuda atau biasa disebut pradah, dengan minimal satu orangtua untuk memimpin doa saat upacara dilakukan.

(RA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun