Mohon tunggu...
Pratistha Pradnya
Pratistha Pradnya Mohon Tunggu... Lainnya - Madiun

Mahasiswi Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKNT UNIPMA Bantu Penanggulangan Kemiskinan dengan Pemberdayaan UMKM di Dusun Sumberagung

7 Maret 2022   14:14 Diperbarui: 7 Maret 2022   14:25 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu program unggulan dari mahasiswa KKNT kelompok 66 adalah permberdayaan UMKM guna menanggulangan kemiskinan yang ada di Dusun Sumberagung. Dusun Sumberagung ini merupakan dusun yang memiliki banyak UMKM namun kurangnya pemberdayaan membuat UMKM belum bisa berkembang secara luas dipasaran.

Hal itu membuat mahasiswa KKNT kelompok 66 Universitas PGRI Madiun melakukan pemberdayaan UMKM dengan mengadakan beberapa kegiatan seperti:  menambah varian rasa dari produk itu sendiri guna menghadirkan cita rasa yang berbeda dari sebelumnya, melakukan packing ulang dengan pemberian label dan kemasan yang menarik, melakukan sosialisasi pemasaran baik di media sosial (online) maupun offline sehingga produk bisa menjangkau pasar yang lebih luas dan sosialisasi pembukuan untung rugi dengan akuntansi manual agar semua tercatat dengan jelas dan rapi.

Contohnya pada UMKM kripik tempe yang dikelola oleh Bu Pri. Awalnya kripik tempe tersebut hanya terdiri dari satu varian saja yaitu original. Selain itu dikemas dengan plastik klip sederhana dan dijual ke pasar saja. Dari situ mahasiswa KKNT mencoba melakukan inovasi mulai dari menambah varian sampai dengan melakukan pemasaran lewat media sosial yang ada (online).

Mahasiswa KKNT menambahkan varian rasa balado. Menurut penuturan salah satu mahasiswa, “Rasa balado merupakan salah satu rasa yang banyak digemari oleh masyarakat. Dengan menambah varian rasa diharapkan dapat menjadi pilihan alternatif ketika bosan dengan rasa original dan menarik pembeli”. Ditambah adanya repacking dan pelebelan juga ikut andil dalam menarik pembeli. Selain itu akan lebih menarik saat dipasarkan di media sosial yang ada.

Dalam pemasaran di media sosial dan pembukuan untuk melihat untung rugi penjualan Bu Pri dibantu kedua putrinya. Mengingat umur Bu Pri yang sudah tua. Kripik tempe tersebut dijual dengan harga Rp 8.000,- untuk ukuran besar dan Rp 5.000,- untuk ukuran kecil.

Dengan adanya pemberdayaan melalui beberapa kegiatan yang dilakukan diharapkan mampu membantu menanggulangi kemiskinan yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun