Material yang digunakan dalam perancangan ini mengoptimalkan bahan-bahan alam seperti kayu, batu, rumput, dan grass block. Grass block digunakan sebagai perkerasan tanah untuk memastikan kenyamanan bagi pengguna. Keunggulan dari material grass block adalah kemampuannya untuk menyerap air hujan sehingga dapat mengalirkan air ke dalam tanah. Meskipun direncanakan sebagai taman aktif, perancangan ini tetap menambahkan lebih banyak area rumput hijau.
Tantangan perancangan kali ini adalah lahan yang sempit, yang terbagi menjadi tiga bagian: utara, tengah, dan selatan. Untuk mengatasi masalah ambiguitas dan konflik lintasan kendaraan saat berputar arah, salah satu area putar kendaraan ditutup dan diubah menjadi area taman. Dalam perancangan ini, lahan hanya dibagi menjadi dua bagian: area pedagang kaki lima (PKL) dan ruang terbuka komunal. Ruang terbuka komunal terletak di bagian utara, sementara area PKL berada di bagian selatan. Kedua area ini dipisahkan oleh area putar kendaraan dan area pertashop.
Farha merancang modul area dagang berukuran 3x2 meter pada area pedagang kaki lima untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan yang sempit. Melalui modul tersebut, kapasitas area pedagang kaki lima dapat ditingkatkan dari 10 menjadi 12 pedagang. Kelebihan dari penataan modul ini adalah area duduk untuk pengunjung menjadi lebih luas, memungkinkan penampungan pengunjung yang lebih banyak. Area duduk tersebut dibagi menjadi dua sisi yang berdekatan dengan jalan, memungkinkan pengunjung untuk menikmati pemandangan saat makan. Terdapat dua variasi area duduk untuk pengunjung: sisi barat dilengkapi dengan kanopi truss untuk perlindungan semi outdoor, sedangkan sisi timur merupakan area duduk yang lebih terbuka dan dilindungi dengan payung outdoor. Penataan area pedagang juga memungkinkan tersedianya lahan parkir yang memastikan tidak ada lagi parkir di badan jalan.
Area taman telah dirancang agar menjadi lebih atraktif dan fungsional. Pada area entrance, sebuah gapura kayu dibuat untuk menarik perhatian pengunjung. Di tengah area penerimaan, diletakkan pohon sebagai elemen sentral. Dari sana, terdapat akses ke kanan dan kiri menuju area tempat duduk. Pergola kayu dipasang di atas area tempat duduk, memberikan perlindungan tempat duduk, efek visual menarik dengan level elevasi yang lebih tinggi. Selanjutnya, akses ke area hijau disediakan melalui stepping stone.
Proses perancangan berlangsung selama lima belas hari. Perancangan akhir disampaikan kepada perangkat desa dan kepala desa dalam bentuk print out masterplan yang mencakup konsep perancangan, analisis, upaya penyelesaian masalah melalui desain, siteplan, serta visualisasi desain 3D. Penyampaian hasil perancangan dilakukan pada tanggal 5 Februari 2024 di kantor kepala desa. Perangkat desa dan kepala desa memberikan apresiasi terhadap hasil perancangan, sambil menyatakan bahwa desain ini akan menjadi acuan untuk pembangunan Desa Doro di masa depan.