Mohon tunggu...
KKNT Teknologi Pangan UMM
KKNT Teknologi Pangan UMM Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN-Tematik Desa Gunungrejo

Kuliah Kerja Nyata Tematik Program Studi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang tahun 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dosen Prodi Teknologi Pangan UMM Sharing Pengetahuan Teknologi Pasca Panen Kopi

23 Desember 2021   13:53 Diperbarui: 23 Desember 2021   14:15 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kopi sebagai salah satu komoditi hasil pertanian di Indonesia, telah lama dibudidayakan di Indonesia sejak masa penjajajahan Belanda. Indonesia merupakan negara penghasil kopi nomor tiga dunia. Kopi menjadi salah satu komoditi andalan yang di ekport ke negara lain. Iklim dan topografi di Indonesia mendukung pertumbuhan kopi dari varietas robusta maupun arabika. Berdasarkan Data BPS 2019, kopi Robusta dibudidayakan paling banyak oleh petani yaitu mencapai 72,66% sisanya dari varietas Arabika. Budidaya kopi diIndonesia didominasi oleh perkebunan rakyat yang mencapai 96,14% dengan produktifitas mencapai 645,59 kg/ha.

Kopi yang dihasilkan para petani mampu menembus pasar ekspor namun tidak semua bisa terserap, sehingga kopi juga didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri yang mulai bergeliat. Hal ini terlihat dari banyaknya gerai/kedai kopi, caffe yang menjual kopi sebagai menu utama. Bahkan salah satu sekolah menengah kejuruan di Malang tergerak untuk mengolah kopi menjadi kopi bubuk dan  dibranding menjadi produk unggulan sekolah. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan potensi kopi kepada  para siswa dan menjadikan kopi sebagai salah komoditi yang dikomersialkan.Salah satu sekolah menengah kejuruan yang mengembangkan kopi bubuk sebagai salah satu produknya adalah SMK 2 Muhammadiyah Malang yang beralamatkan di Jalan Baiduri Sepah no 27 Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Unit kewirausahaan yang didampingi oleh Elok Nurani dan Misriyah berkonsentrasi pada pengembangan olahan biji kopi menjadi kopi bubuk  siap seduh. Dalam proses pengembangan olahan kopi ini SMK 2 Muhammadiyah masih memerlukan pendampingan untuk meningkatkan mutu kopi bubuk, maka bersama Sri Winarsih dan Sukardi para guru dan murid yang tergabung dalam unit kewirausahaan SMK ini berdiskusi dan belajar bersama tentang penanganan pasca panen kopi dan cara pengolahan yang baik agar meningkatkan mutu kopi.  Keduanya merupakan dosen dari program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Peternakan yang mengampu mata kuliah Teknologi Pengolahan kopi, teh dan kakao yang melakukan pengabdian kepada masyarakat berbasis sekolah untuk mentransfer IPTEKS yang dikembangkan. Diksusi ini dilakukan untuk bisa memperbaiki kualitas kopi bubuk sesuai dengan keinginan pasar.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh suveri sosial ekonomi nasional didapatkan informasi bahwa konsumsi kopi dimasyarakat dalam bentuk kopi bubuk dan kopi instant. Pada periode 2002 hingga 2019 menunjukkan bahwa konsumsi kopi di tingkat rumah tangga per kapita cenderung mengalami penurunan 3,89% per tahun. Pada tahun 2002, konsumsi kopi per kapita sebesar 1,298 kg/kapita/tahun dan mengalami penurunan hingga 0,521 kg/kapita/tahun pada tahun 2019. Penurunan konsumsi kopi tertinggi terjadi di tahun 2019 sebesar 35,06%, dari 1,347 kg/kapita/tahun di tahun 2014 menjadi 0,521 kg/kapita/tahun ditahun 2019. Namun demikian mulai tahun 2015 data konsumsi kopi instan mulai tersedia, nampak bahwa konsumsi kopi instan mempunyai trend yang selalu meningkat. Selama lima tahun terakhir perkembangan konsumsi kopi instan sangat signifikan, yaitu sebesar rata-rata 9,66% per tahun.

gambar-2-61c41b5917e4ac553e09d162.jpg
gambar-2-61c41b5917e4ac553e09d162.jpg

Gambar Produk Kopi Bubuk SMK Muhammadiyah 2  Malang

Melihat hal ini tentu perlu gerakan bersama untuk meningkatkan mutu kopi bubuk agar diminati lagi oleh masyarakat khususnya rumah tangga. Kopi bubuk merupakan biji kopi HS yang disangrai dan digiling kemudian dikemas untuk diperjualbelikan dan dikonsumsi oleh masyarakat. Proses penyangraian merupakan tahapan proses yang penting untuk bisa mengeluarkan citarasa kopi yang baik. Penyangraian dari tingkatan ligth, medium, medium to dark dan full dark yang berdampak pada kenampakan dan citarasa kopi ketika diseduh. Masyarakat memiliki tingkat kesukaan yang berbeda terhadap tingkatan penyangraian ini, dan siswa serta guru di sini masih perlu diajak belajar bersama tentang teknik-teknik penyangraian, pengemasan dan penyimpanan bubuk kopi serta diversifikasi produk olahan kopi. kegiatan diharapkan semakin bervariasi kopi bubuk yang diproduksi oleh SMK 2 Muhammadiyah Malang mengikuti selera konsumen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun