Pertanian sebagai salah satu sektor penting bagi suatu wilayah tentu harus mendapatkan perhatian baik dari elemen pemerintah, pengusaha dan juga masyarakat. Sektor pertanian penting sebagai sektor penghasil pangan bagi manusia yang semakin bertambah jumlah populasinya seiring waktu.Â
Saat masa pandemi Covid-19 lalu, ada banyak sektor usaha yang mengalami penurunan seperti sektor pariwisata, industri, layanan jasa, dan sebagainya kecuali sektor pertanian yang tidak mengalami penurunan secara signifikan.
Saat pandemi melanda seluruh belahan dunia, banyak tenaga kerja yang kehilangan pekerjaannya akibat PHK atau dirumahkan sampai kondisi membaik. Akibatnya banyak orang yang beralih profesi menjadi petani dengan harapan mampu memenuhi kebutuhan hidup utama yaitu pangan.Â
Sama seperti daerah lainnya, Nusa Penida juga merasakan dampak luar biasa dari pandemi Covid-19. Nusa Penida sebagai daerah yang sangat bergantung pada pariwisata mengalami krisis ekonomi yang cukup besar.Â
Banyak restoran, penginapan, dan penyedia jasa tidak mendapatkan pendapatan akibat minimnya pengunjung yang datang. Desa Ped sebagai salah satu desa di pesisir Nusa Penida juga merasakan dampak yang cukup besar.Â
Melihat hal tersebut, banyak masyarakat yang mulai beralih menjadi petani. Adapun komoditas yang coba dikembangkan saat itu adalah jagung, singkong, rumput laut, dan cabai. Salah satu kelompok tani yang aktif dalam melakukan kegiatan pertanian di Desa Ped adalah Kelompok Wanita Tani Puspa Sari.Â
Kelompok ini mengembangkan budidaya singkong dan tanaman lainnya seperti cabai di dalam polybag dan demplot depan pekarangan rumah. Selain melakukan budidaya, kelompok tani Puspa Sari juga mengembangkan produk turunan seperti pembuatan tapai dan tepung mocaf dengan bahan dasar singkong.Â
Melihat antusias ibu-ibu kelompok tani dalam mengembangkan pertanian khususnya di Desa Ped, Mahasiswa KKN-T IPB University melakukan upaya untuk membantu meningkatkan kualitas pertanian di Desa Ped dengan melakukan pelatihan pembuatan eco-enzym.Â
Eco-enzym adalah suatu cairan yang biasa digunakan dalam pertanian sebagai pupuk untuk menyuburkan tanah ataupun sebagai pestisida. Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2022 di rumah produksi kelompok Puspa Sari yang dihadiri oleh 15 orang anggota kelompok tani. Pelatihan dilaksanakan dengan tujuan agar setiap anggota mampu membuat  eco-enzym dengan bahan sederhana yaitu limbah dapur yang tidak terpakai.Â
Selain melakukan pelatihan dan praktek langsung membuat eco-enzym, mahasiswa KKN-T IPB University di Desa Ped yang berjumlah 8 orang juga membagikan eco-enzym yang telah disimpan lebih dari tiga bulan dan siap untuk dipakai.Â