Mohon tunggu...
KKN Kolaboratif Desa Tamansari
KKN Kolaboratif Desa Tamansari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kami adalah sekolompok Mahasiswa KKN Kolaboratif dari 8 kampus. Kami sedang mengupayakan pencegahan stunting melalui penerapan pola hidup bersih dan sehat pada anak usia dini.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Eco-Brick Revolution: Eco-Brick Sebagai Solusi Sampah An-Organik

29 Agustus 2024   21:58 Diperbarui: 29 Agustus 2024   21:59 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Jember, 24 Agustus 2024 -- Dalam upaya meningkatkan kesadaran tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan mendukung lingkungan yang lebih bersih, sebuah penyuluhan inovatif dengan tema "Eco-Brick Revolution: Eco-Brick Sebagai Solusi Sampah An-organik" telah digelar di Desa Tamansari Kecamatan Wuluhan . Acara ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai konsep eco-brick dan potensi besar yang dimilikinya dalam menangani masalah sampah an-organik.

Eco-brick, sebuah metode pengolahan sampah yang tengah naik daun, adalah teknik pembuatan batu bata dari bahan plastik bekas yang tidak dapat terurai di tanah. Berbeda dari metode daur ulang tradisional, eco-brick memungkinkan sampah plastik yang sulit dikelola diolah menjadi bahan bangunan yang bermanfaat. Proses ini tidak hanya mengurangi volume sampah plastik, tetapi juga memberikan solusi berkelanjutan untuk kebutuhan material konstruksi.

Penyuluhan yang diadakan di aula pusat komunitas Desa Tamansari, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember ini menghadirkan seorang pembicara dalam menyampaikan materi tentang pengelolaan sampah rumah tangga. Mahasiswa KKN Kolaboratif dengan menggandeng ibu-ibu PKK Desa Tamansari melakukan sesi pelatihan di mana peserta belajar cara membuat eco-brick dari sampah plastik yang ada di sekitar mereka.

Pembuatan eco-brick melibatkan beberapa langkah sederhana namun efektif. Pertama, plastik bekas seperti botol air mineral atau kantong plastik dikumpulkan dan dibersihkan. Selanjutnya, plastik tersebut dipotong kecil-kecil dan dimasukkan ke dalam botol plastik kosong, lalu dipadatkan dengan alat sederhana. Proses ini menciptakan "batu bata" plastik yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi konstruksi, salah satunya yaitu meja dan kursi.

Salah satu peserta penyuluhan, Ibu Ifa, seorang warga Desa Tamansari, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, mengungkapkan antusiasmenya terhadap teknik ini: "Saya sangat terkesan dengan bagaimana sampah plastik bisa diubah menjadi sesuatu yang berguna. Ini adalah solusi praktis dan kreatif untuk masalah sampah yang kita hadapi sehari-hari."

Eco-brick tidak hanya bermanfaat untuk pengelolaan sampah tetapi juga memberikan keuntungan ekonomi dan sosial. Dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bangunan konvensional, eco-brick dapat menurunkan biaya konstruksi. Selain itu, program pelatihan eco-brick dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan keterampilan komunitas lokal dalam pengolahan sampah dan konstruksi.

Selain itu, eco-brick juga dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengurangan sampah plastik. Program-program edukasi dan pelatihan seperti ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam gerakan ramah lingkungan dan menerapkan praktik pengelolaan sampah yang lebih baik.

Revolusi eco-brick adalah contoh nyata bagaimana kreativitas dan inovasi dapat menyelesaikan tantangan lingkungan. Dengan terus mempromosikan teknologi ini dan melibatkan masyarakat dalam prosesnya, diharapkan kita dapat membuat kemajuan signifikan dalam mengurangi sampah plastik dan membangun masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Acara penyuluhan ini diharapkan akan menjadi langkah awal menuju penerapan eco-brick yang lebih luas di seluruh Indonesia. Sebagai masyarakat, sudah saatnya kita mulai berperan aktif dalam menjaga planet ini dan memanfaatkan setiap peluang untuk membauat perbedaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun