KKN) 140 Universitas Jember melaksanakan sosialisasi program MAGENTA (Maggot untuk Peternakan dan Pertanian) di Desa Tanggulangin, Kecamatan Tegal Ampel, Bondowoso. Acara ini menjadi langkah strategis dalam upaya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah organik serta mengenalkan solusi ramah lingkungan melalui budidaya maggot.
(15/08/2024) Pada Senin, 12 Agustus 2024, kelompok Kuliah Kerja Nyata (Sosialisasi ini menghadirkan Bapak Herman, seorang peternak maggot dari UPTD Pengembangan Tanaman Obat dan Pelayanan Kesehatan Tradisional Bondowoso. Beliau memaparkan pentingnya pengolahan sampah organik dan menjelaskan berbagai tahapan budidaya maggot, mulai dari persiapan kandang, pemilihan pakan yang tepat, hingga pengelolaan kelembapan yang sesuai.Â
Selain itu, Bapak Herman juga membahas cara pengolahan maggot dan kasgot agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi, termasuk produksi maggot kering dan pelet ikan sebagai pakan ternak. Acara ini dihadiri oleh sekitar 24 orang dari total 30 undangan, yang mencakup mayoritas kepala dusun (kasun), anggota kelompok tani, perwakilan ibu-ibu PKK, serta Sekretaris Desa yang hadir mewakili Kepala Desa. Antusiasme peserta terhadap program ini terlihat dari diskusi interaktif yang berlangsung sepanjang sosialisasi.Â
Sebagai bagian dari sosialisasi, kelompok KKN 140 tidak hanya memberikan pengetahuan teoretis tetapi juga demonstrasi praktis. Mereka menyajikan demonstrasi sangrai maggot kering, sebuah metode pengolahan maggot yang dapat meningkatkan nilai jual produk tersebut.Â
Demonstrasi ini bertujuan untuk mengajak warga desa lainnya agar turut berperan dalam ekosistem budidaya maggot, dengan harapan tercipta sinergi antara peternak maggot dan pengolah hasil budidaya. Dengan demikian, masyarakat dapat terlibat dalam berbagai aspek usaha ini, mulai dari produksi hingga pengolahan dan pemasaran.Â
Tak hanya demonstrasi, kelompok KKN 140 juga membagikan sampel produk maggot kering, pelet ikan maggot, dan pupuk kasgot kepada para tamu undangan sebagai contoh produk yang dapat dihasilkan dari budidaya maggot. Selain itu, booklet panduan budidaya maggot juga diberikan kepada peserta yang berminat untuk memulai budidaya ini sendiri. Booklet tersebut berisi informasi lengkap mengenai langkah-langkah budidaya maggot, mulai dari persiapan hingga pemasaran hasil budidaya.
Sebagai bagian dari komitmen keberlanjutan program, pada minggu yang sama, mahasiswa KKN 140 menyerahkan maggot beserta kandang yang telah dibudidayakan sendiri kepada Bapak Muramin, Ketua Kelompok Tani Desa Tanggulangin. Pemilihan Bapak Muramin sebagai penerima tanggung jawab ini didasarkan pada semangat dan konsistensinya dalam mendukung pengembangan pertanian di desa.Â
Kelompok KKN 140 berharap langkah ini akan memicu ketertarikan warga lainnya untuk terlibat dalam budidaya maggot, sehingga ekosistem ini dapat berkembang secara alami dan berkelanjutan di Desa Tanggulangin. Dengan adanya sosialisasi, demonstrasi, dan dukungan berkelanjutan, kelompok KKN 140 optimis bahwa program MAGENTA tidak hanya akan berhasil mengurangi limbah organik, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui peluang usaha baru yang berkelanjutan.
Rujukan:
1. Jurnal Wikrama Parahita: Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan Budidaya Maggot BSF dengan Penerapan Kandang Bebas Hama (2023)
2. Jurnal Padma: Budidaya Maggot dalam Peningkatan Kewirausahaan Santri Yayasan Al-Kamilah (2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H