Mohon tunggu...
KKN 140 Tanggul Angin
KKN 140 Tanggul Angin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Akun KKN 140 Universitas Jember di Desa Tanggul Angin, Kecamatan Tegal Ampel, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perkembangan Program Magenta di Minggu Kedua KKN 140 Desa Tanggulangin

20 Juli 2024   22:14 Diperbarui: 20 Juli 2024   22:37 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pembuatan Kandang/dokpri

Setelah dua minggu melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tanggul Angin, Kecamatan Tegal Ampel, Bondowoso, kelompok KKN 140 Universitas Jember mulai menunjukkan perkembangan signifikan dalam program unggulan mereka, yaitu MAGENTA (Maggot untuk Pertanian dan Peternakan). Program ini bertujuan untuk membudidayakan maggot yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan limbah maggot sebagai pupuk organik.

Tahap awal program MAGENTA dimulai dengan pembelian telur maggot dari distributor yang merupakan mahasiswa Promahadesa. Mahasiswa tersebut telah berpengalaman dalam budidaya maggot sehingga dapat memberikan pengetahuan dan bantuan yang diperlukan kepada kelompok 140. Selain itu, kelompok 140 juga mendapatkan pelatihan langsung dari kelompok Promahadesa mengenai fase budidaya maggot, mulai dari telur hingga menjadi lalat Black Soldier Fly (BSF).

Pelatihan ini mencakup berbagai tahapan penting dalam budidaya maggot, yaitu:

- Telur maggot menjadi maggot kecil dalam waktu 3 hari.

- Maggot kecil menjadi maggot dewasa dalam waktu 3 minggu.

- Maggot dewasa menjadi pupa dalam waktu 7 hari.

- Pupa menjadi lalat BSF dalam waktu 15 hari.

Konsultasi dengan Distributor Maggot/dokpri
Konsultasi dengan Distributor Maggot/dokpri

Selain itu, mereka juga diajarkan frekuensi pemberian pakan maggot kepada ternak yang tidak boleh terlalu sering, disarankan hanya seminggu sekali, untuk mencegah ternak menjadi stres atau "gila." Pelatihan juga mencakup desain kandang yang baik untuk memastikan maggot dapat berkembang biak dengan optimal. Setelah mendapatkan pelatihan, kelompok 140 membeli telur maggot seharga Rp. 50.000 per 10 gram. Telur maggot kemudian diberi makan ampas tahu dan dipantau selama 3-4 hari hingga telur menetas. Penggunaan ampas tahu sebagai pakan awal dipilih karena mudah didapat dan mengandung nutrisi yang baik untuk pertumbuhan maggot.

Proses Pembuatan Kandang/dokpri
Proses Pembuatan Kandang/dokpri
Setelah memastikan telur maggot telah menetas, kelompok 140 melanjutkan ke tahapan berikutnya, yaitu pembuatan kandang yang sesuai dengan desain yang telah diajarkan selama pelatihan. Kandang ini dirancang agar maggot dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, serta memudahkan proses pengelolaan dan pemanenan maggot nantinya. Perkembangan program MAGENTA di minggu kedua ini memberikan harapan baru bagi masyarakat Desa Tanggul Angin. Dengan adanya budidaya maggot, diharapkan masalah lingkungan terkait kotoran sapi yang dibuang sembarangan dapat teratasi, dan kebutuhan pakan ternak yang berkualitas serta pupuk organik untuk pertanian dapat terpenuhi.

Bapak Zaenolla Effendi, kepala desa Tanggul Angin, beserta perangkat desa dan warga desa, sangat mengapresiasi usaha dan dedikasi mahasiswa KKN kelompok 140. Mereka berharap program ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat desa. (KKN UMD UNEJ 2024/Kelompok 140/Tanggul Angin-Bondowoso)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun