Di kota kota besar khususnya Kota Surabaya, banyak muncul permasalahan di bidang pertanian seperti semakin sempitnya lahan untuk bercocok tanam.Â
Pertumbuhan penduduk di perkotaan semakin pesat dan pembangunan infrastruktur yang semakin maju menyebabkan lahan di perkotaan semakin berkurang dan hampir tidak ada lagi lahan terbuka. Untuk menyiasati fenomena tersebut, dapat dilakukan inovasi seperti pembuatan aquaponic.Â
Aquaponic merupakan salah satu cara bertani yang mengkombinasikan budidaya tanaman yang dapat tumbuh tanpa media tanah dengan budidaya perikanan. Cara tersebut efektif digunakan di kota kota besar contohnya di Surabaya.Â
Kelompok 79 KKN-T MBKM UPN "Veteran" Jawa Timur bekerjasama dengan RW 05 Kelurahan Kapasan Surabaya untuk membuat teknologi tepat guna dalam bentuk Aquaponic.Â
Pengerjaan aquaponic dimulai pada awal Bulan April dan berakhir pada 30 April 2022. Untuk tanaman yang dikembangkan adalah kangkung dan ikan yang digunakkan sebagai sumber nutrisi adalah lele.Â
Kelompok KKN tematik 79 memilih lele dan kangkung karena estimasi waktu panen dari kangkung dan lele yang cepat dan mudah dipelihara. Diharapkan dari pembuatan aquaponic ini dapat memanen dua macam hasil sekaligus yaitu kangkung dan lele, beda halnya dengan sistem hidroponic yang hanya dapat memanen satu macam saja.
Dalam sistem aquaponic, nutrisi yang di butuhkan oleh tanaman berasal dari kotoran ikan lele. Nutrisi dapat menyebar secara merata ke seluruh tanaman dengan menggunakan pompa air untuk menyedot air kolam yang sudah tecampur oleh kotoran ikan dan diangkat ke pipa paralon yang paling atas lalu air beserta kotoran akan mengalir turun lagi ke arah kolam secara mengular, sehingga air di dalam paralon terus terisi dan tidak akan kering yang membuat tanaman dapat menyerap nutrisi secara sempurna dan dapat tumbuh dengan subur.
Sistem aquaponic mempunyai banyak manfaat antara lain dapat memanfaatkan lahan yang minim dan menghasilkan sayuran segar dan ikan yang kaya akan protein. Sistem ini dapat digunakan secara berkelanjutan, sehingga dapat melakukan penanaman berkali-kali lipat daripada penanaman normal yang menggunakan media tanah. Selain itu, pemeliharaan sistem ini tergolong mudah sehingga menjadi salah satu alternatif yang tepat.Â