Pemerintah Desa Baleasri, bersama dengan mahasiswa KKN-T PM kelompok 35 Universitas PGRI Madiun dan ibu-ibu PKK, mengadakan kegiatan membatik bersama. Kegiatan membatik ini bertujuan untuk memperkenalkan produk unggulan dari Desa Baleasri berupa kain batik yang memiliki berbagai macam motif dan warna yang indah serta untuk menghidupkan kembali tradisi membatik di desa dan menanamkan kecintaan terhadap budaya bangsa pada generasi muda. Kegiatan membatik ini berlangsung selama 3 hari, yaitu pada hari Selasa, 7 Januari 2025 sampai dengan hari kamis, 9 Januari 2025 mulai pukul 08.00-15.00 WIB. Â
Batik bukan sekadar kain, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofi dan sejarah yang mendalam. Dengan menggelar kegiatan membatik, diharapkan masyarakat desa dapat lebih menghargai dan melestarikan warisan budaya bangsa. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat desa khususnya ibu-ibu PKK dari Desa Baleasri dalam membuat batik.
Kegiatan membatik ini dilaksanakan di salah satu ruangan, tepatnya di seberang balai desa Baleasri. Pemilihan lokasi ini sangat strategis karena tempatnya di tepi jalan raya sehingga memungkinkan masyarakat untuk dapat juga berpartisipasi secara langsung dan merasakan atmosfer kegiatan membatik tersebut.Serangkaian acara kegiatan membatik ini dimulai pada hari Selasa, 7 Januari 2025. Pada hari itu Mahasiswa KKN-T Kelompok 35 bersama ibu-ibu PKK langsung diajarkan dan mempraktikkan membuat batik dengan dibantu oleh mentor yang berpengalaman. Pada hari pertama, proses yang dilakukan yaitu dengan membuat pola pada kain menggunakan bolpoin terlebih dahulu dan kemudian di lakukan proses pencantingan menggunakan lilin/malam yang telah dipanaskan mengikuti pola yang telah digambar sebelumnya. Selain dengan menggunakan canting sesuai pola, proses pembuatan dalam menciptakan motif batik juga dilakukan dengan menggunakan teknik pengecapan untuk menghasilkan motif batik yang lebih rapi dan teratur. Kemudian pada hari kedua, dilanjutkan dengan proses pewarnaan kain batik. Proses pewarnaan ini dilakukan dengan mewarnai secara langsung pada gambar atau motif yang ada di kain menggunakan kuas. Setelah semua kain batik di beri warna, proses selanjutnya  yaitu penjemuran. Kain batik dijemur di bawah sinar matahari dan dibiarkan sampai warnanya mengering. Selanjutnya pada hari ketiga, proses yang dilakukan yaitu pencucian kain batik sampai bersih hingga tidak ada malam/lilin yang tersisa di kain batik yang sudah jadi tersebut. Setelah itu, di jemur kembali dan di setrika agar kain batik yang dihasilkan lebih rapi dan tidak kusut.
Hasil dari kegiatan ini sangat membanggakan. Kami berhasil menciptakan berbagai karya batik yang indah dan unik. Motif-motif batik yang dihasilkan sangat beragam, mulai dari motif tradisional hingga motif kontemporer. Selanjutnya, karya-karya batik ini akan di pamerkan dan dijadikan sebagai produk unggulan desa. Salah satunya telah diresmikan dan dipamerkan pada kegiatan Musrenbangdes 2025 desa Baleasri. Pada kegiatan tersebut terjual 3 pcs batik hasil karya mahasiswa KKN-T Kelompok 35 bersama ibu-ibu PKK Desa Baleasri.
Lebih lanjut, pemerintah Desa Baleasri berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal untuk menjadikan desa mereka sebagai pusat kerajinan batik. Dengan demikian, batik Baleasri dapat dikenal secara luas dan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah desa, mahasiswa KKN-T Kelompok 35, dan ibu-ibu PKK desa Baleasri dalam melestarikan batik di Desa Baleasri merupakan contoh nyata dari semangat gotong royong dan kecintaan terhadap budaya bangsa serta bentuk nyata pengabdian Mahasiswa KKN-T Unipma kelompok 35 dalam pemberdayaan masyarakat melalui keterampilan dan berwirausaha. Semoga kegiatan seperti ini dapat menginspirasi desa-desa lain untuk melakukan hal yang sama. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI