Bu Eni mengatakan bahwa "Kerajinan ini memang terbuat dari bahan baku limbah sampah, tapi sampah yang sudah dipilah, dibersihkan, kemudian dikeringkan ya, bukan sampah yang masih kotor. Daripada sampah yang kotor-kotor dibuang mending saya manfaatkan untuk membuat kerajinan ini dan dapat diperjualbelikan.
Sebelum pandemi COVID-19 ini, masih banyak yang melakukan pemesanan seperti tas yang digunakan untuk kondangan, dompet, ataupun semacamnya, namun karena pandemi COVID-19 ini yang melanda, menyebabkan saya untuk memproduksi limbah sebagai hiasan saya sendiri. Saya tidak sempat untuk memasarkannya, meskipun stok barangnya masih banyak.
Pada Hari Rabu (16/3/2022) kelompok 29 memiliki kesempatan untuk bertemu Kepala Lurah Kelurahan Kemayoran, Pak Arief Witjaksana. Dalam pertemuan tersebut, dijelaskan bahwa terdapat beberapa acara yang sekiranya berhubungan dengan program kerja kami, beliau mengatakan bahwa "Setiap satu sampai dua bulan sekali Kelurahan mengadakan acara yaitu pasar murah, dimana semua kebutuhan sembako diperjualkan dengan harga yang lebih murah daripada harga pasarnya. Hal ini dilakukan untuk membantu warga sekitar yang sekiranya terdampak pandemi COVID-19 ini".
Dengan hasil wawancara dari Kelurahan tersebut menunjukkan bahwa terdapat berbagai kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan UMKM yang sebagaimana mestinya berjalan. Hal itulah yang merupakan tugas bagi kelompok 29 dalam program KKNT MBKM yang merupakan bentuk pengabdian mahasiswa kepada lapisan masyarakat. Bapak Arief Witjaksana selaku Kepala Lurah memberikan antusias yang tinggi kepada kelompok 29 serta semangat untuk melakukan kegiatan KKNT MBKM dengan maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H