Mungkin kita semua sudah tidak asing dengan tas anyam. Tas anyam yang biasa digunakan masyarakat untuk berbelanja. Namun sekarang, tas anyam sudah memiliki nilai lain salah satunya di bidang fashion. Pengembangan ini tidak lepas dari kreativitas para pengerajin tas anyam untuk terus mengembangkan inovasi sehingga tidak tertinggal oleh perkembangan zaman.Â
Salah satu pengerajin tas anyam terdapat di Dusun Semambu, Desa Paringan, Ponorogo yang tergabung dalam sebuah paguyuban mengembangkan kerajinan tas anyam dari bahan jali-jali sebagai sebuah usaha milik desa.Â
Kerajinan tas anyam ini digerakkan oleh ibu-ibu rumah tangga untuk mengisi waktu luang dan menambah penghasilan keluarga. Sedangkan untuk proses produksi tas anyam sendiri tergantung pada pesanan konsumen. Menurut keterangan pengerajin, produksi satu tas anyam bisa membutuhkan waktu 2 sampai 3 jam tergantung desain tasnya.Â
Pada kegiatan program kerja mahasiswa KKN-T kelompok 29 yang berkesempatan mengunjungi rumah salah satu warga pengerajin tas anyam di Dusun Semambu hari Sabtu tanggal 11 Februari 2023.Â
Mahasiswa melihat dan belajar bagaimana proses produksi tas anyam. Ternyata dibalik kecantikan tas anyam ada proses yang cukup panjang dan sulit bagi pemula.Â
Mahasiswa KKN-T juga berkesempatan mengetahui bagaimana pemasaran tas anyam. Diketahui dari keterangan pengerajin bahwa pemasaran tas anyam dimulai dari daerah sekitar seperti pasar, lalu memanfaatkan media sosial serta reseller. Sehingga untuk penjualan tas anyam ini tidak hanya dari lokal saja melainkan sampai mancanegara yaitu Hongkong. Untuk harga tas anyam sendiri jika mengambil dari pengerajin dibandrol dengan harga yang cukup terjangkau tergantung model tasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H