Universitas Alma Ata mengadakan sebuah workshop yang menarik dan penuh warna: pembuatan batik jumputan. Kegiatan ini berlangsung di desa Beji dan melibatkan partisipasi aktif dari warga setempat. Workshop ini tidak hanya memberikan pengalaman praktis bagi peserta, tetapi juga memperkenalkan serta melestarikan tradisi batik yang kaya akan nilai budaya.Batik jumputan adalah salah satu teknik dalam seni batik yang dikenal dengan nama "Jumputan pelangi" salah satu kain tradisional khas Palembang yang dibuat dengan proses penjumputan. . Teknik ini melibatkan proses ikat dan celup yang menghasilkan pola yang khas dan indah. Dalam batik jumputan, kain dilipat, diikat dengan benang, atau diberi penekanan sebelum dicelupkan ke dalam pewarna. Hasil akhirnya adalah pola yang bervariasi, sering kali menyerupai titik-titik atau garis-garis yang unik, memberikan kesan yang artistik dan dinamis.
Pada 8 September 2024, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari"Workshop batik jumputan ini merupakan bagian dari upaya kami untuk memperkenalkan dan melestarikan seni tradisional kepada masyarakat," kata Dila, mahasiswa  KKN sebagai koordinator acara
Selama workshop, mahasiswa KKN dan warga bekerja sama, saling bertukar pengalaman dan teknik. Mahasiswa memberikan bimbingan teknis, sementara warga berbagi tips dan trik berdasarkan pengalaman mereka. Proses ini bukan hanya tentang hasil akhir, tetapi juga tentang interaksi sosial dan pengembangan keterampilan.
Workshop ini memberikan pengalaman yang berharga bagi mahasiswa dan warga desa. Bagi warga, terutama yang belum pernah terlibat dalam pembuatan batik sebelumnya, kegiatan ini menjadi kesempatan langka untuk belajar tentang teknik tradisional dan mengekspresikan kreativitas mereka. Mereka terlihat antusias saat mempraktikkan teknik ikat dan celup, dan hasil akhir batik jumputan mereka seringkali menunjukkan kepuasan dan kebanggaan.
Mahasiswa KKN, di sisi lain, memperoleh pengalaman langsung dalam mengajar dan berinteraksi dengan komunitas. Mereka tidak hanya menyampaikan pengetahuan teknis tetapi juga memahami kebutuhan dan keinginan warga dalam proses belajar. Kesempatan untuk melihat hasil kerja tangan mereka yang diapresiasi oleh warga memberikan rasa pencapaian dan motivasi tambahan.
"Kami memilih batik jumputan karena teknik ini tidak hanya menghasilkan pola yang indah tetapi juga sangat representatif dari kekayaan budaya Indonesia."kata Lilis, mahasiswa KKN sebagai pendamping koordinator acara
Dengan adanya Kegiatan ini juga membawa dampak positif dalam melestarikan tradisi batik. Dengan melibatkan generasi muda dan masyarakat lokal, workshop ini membantu menjaga agar teknik batik jumputan tetap relevan dan dihargai. Selain itu, kegiatan semacam ini mendukung keterampilan kerajinan tangan lokal yang bisa menjadi potensi ekonomi bagi masyarakat, terutama jika mereka memutuskan untuk memasarkan produk batik mereka.
Secara keseluruhan, workshop pembuatan batik jumputan oleh mahasiswa KKN ini bukan hanya tentang proses pembuatan batik, tetapi juga tentang memperkuat hubungan sosial, menghargai seni dan budaya, serta memberdayakan masyarakat melalui pendidikan dan keterampilan praktis. Ini adalah contoh nyata bagaimana inisiatif akademis dapat memberikan manfaat luas bagi komunitas lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H