Kelompok KKN Kolaboratif 052 berkesempatan untuk melakukan sosialisasi mengenai pembuatan briket dari limbah kopi yang dilaksanakan selama dua hari, yaitu pada hari Jumat (11/08) dan hari Sabtu (12/08). Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh generasi muda Desa Sumberjati. Persiapan sosialisasi dan pelatihan ini dikonsultasikan dengan dosen pembimbing lapangan kelompok kami. Setelah itu dilanjutkan dengan mengumpulkan limbah kopi dari petani sekitar dan mempersiapkan bahan lain untuk pembuatan briket.
Limbah kulit kopi merupakan salah satu sumber energi biomasa. Menurut Agustono dkk, [1], potensi limbah kulit kopi dapat mencapai 50-60% dari berat utuhnya sehingga perlu dilakukan pengolahan agar tidak mencemari lingkungan dan mendatangkan manfaat kepada masyarakat. Salah satu solusi yang dihadirkan oleh kelompok kami yaitu pemanfaatan limbah kulit kopi menjadi briket. Briket merupakan bahan bakar padat yang terbentuk dari butiran kulit kopi yang direkatkan dengan tepung kanji dan dipadatkan sehingga berbentuk kubus.
Pada hari  Jumat  (11/08)  pelaksanaan sosialisasi pembuatan briket dilaksanakan di posko KKN Kolaboratif 052. Kegiatan ini diawali dengan sambutan oleh Koordinator Desa. Selanjutnya pemaparan materi sosialisasi oleh perwakilan anggota kelompok kami yaitu Hutama Adi. Sosialisasi yang disampaikan meliputi tentang pemanfaatan limbah kopi dan pengenalan alat dan bahan untuk pembuatan briket. Alat yang dibutuhkan dalam pembuatan briket seperti grinder atau penghalus, tungku/kompor, wajan, dan alat pencetak briket. Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan briket, yaitu limbah kulit kopi, serbuk kayu, dan tepung kanji.
Pada hari Sabtu (12/08) mahasiswa KKN Kolaboratif 052 melakukan pelatihan pembuatan briket yang dimulai dengan demonstrasi pembuatan briket oleh kelompok kami. Langkah pertama dalam pembuatan briket yaitu menyangrai kulit kopi dan serbuk kayu hingga menghitam dengan komposisi 70:30. Langkah kedua kulit kopi dan serbuk kayu dihaluskan menggunakan grinder.Â
Setelah itu ayak hasil serbuk yang telah di-grinder dan dicampur dengan tepung kanji yang telah dicampur dengan air panas hingga memiliki tekstur lengket seperti lem. Langkah selanjutnya yaitu memasukkan hasil campuran lem yang terbuat dari tepung kanji dan serbuk pada cetakan, lalu tekan hingga padat dan membentuk kubus. Langkah terakhir jemur hasil briket yang telah dicetak. Dalam proses pelatihan ini peserta dilatih untuk membuat briket secara langsung yang dipandu oleh mahasiswa KKN Kolaboratif 052.
Masyarakat yang mengikuti kegiatan ini terlihat antusias. Khususnya saat praktik bersama pembuatan briket terlihat dari hasil yang dibuat oleh peserta sosialisasi. Hasilnya lebih rapi sehingga meningkatkan nilai estetika dari briket. Walaupun kegiatan ini berlangsung selama dua hari, semua peserta yang hadir di hari pertama juga turut hadir di hari kedua.
