Mohon tunggu...
KKN UM SUMBANGTIMUN2021
KKN UM SUMBANGTIMUN2021 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UM

KKN Pulang Kampung 2021 Universitas Negeri Malang di Desa Sumbangtimun, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Pengembangan Home Industri Kerupuk dengan Pemberian Banner oleh Mahasiswa KKN UM 2021

15 Juli 2021   09:17 Diperbarui: 15 Juli 2021   19:53 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama dengan Pemilik UKM Krupuk (dok. pribadi)

Bojonegoro - Kerupuk merupakan makanan ringan yang digemari oleh banyak orang. Makanan yang berbentuk seperti keripik ini kerap dijadikan sebagai pelengkap teman makan nasi, atau sebagai camilan untuk menemani waktu santai. Kerupuk juga merupakan makanan tradisional yang sejak dulu sudah jadi teman makan sehari-hari. Bahkan di daerah tertentu di Indonesia, jenis kerupuk tertentu dijadikan menu wajib pelengkap hidangan khas. 

Di tengah masa pandemi ini Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi salah satu sektor yang terkena dampak dari pandemi Covid-19. Akibatnya banyak beberapa usaha yang jatuh karena minimnya roda perekonomian selama berbulan-bulan. Tetapi di tengah situasi ini, masih terdapat para pelaku UKM yang berusaha bertahan dan mencoba bangkit kembali. Mereka tidak hanya bertahan tetapi mereka bergerak ke arah yang lebih positif dengan memberikan semangat yang patut dibanggakan. Salah satu yang terkena dampak adanya Covid-19 ini yaitu usaha UKM kerupuk yang terletak di Desa sumbangtimun, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro. 

Di desa ini, UKM krupuk sudah berdiri sejak beberapa tahun lalu. Ada beberapa masyarakat desa ini yang memiliki usaha kerupuk, yang tentunya kerupuk yang dihasilkan memiliki ciri khas tersendiri. Sehingga tidak heran jika Desa ini terkenal sebagai penghasil kerupuk. Dalam hal ini, Mahasiswa KKN Pulang Kampung Universitas Negeri Malang 2021 melakukan program kerja pembuatan dan penyerahan banner usaha untuk UKM yang ada di Desa Sumbangtimun. Dalam proses pemasangan dilakukan secara berkala ke rumah pemilik UKM (8/7/2021). Program kerja ini dilakukan setelah melakukan kegiatan survei ke rumah pemilik UKM. Dari survei tersebut didapatkan 3 pemilik UKM yang membutuhkan banner usaha. Standar UKM yang diberi banner yaitu UKM yang sudah mempunyai banner tetapi sudah harus diganti. Dalam proses pemasangan tersendiri pemilik UKM terlihat memantau dan mengkoordinir letak posisi banner yang sesuai dengan diinginkan. 

Selaku penanggungjawab program kerja yaitu Yorris Arga Mahendra dan Ardia Puti P., dengan diberikan banner yang diharapkan dapat membuat UKM dikenal dan dapat mengetahui tempat produksi kerupuk yang ada di desa tersebut. 

Pemasangan Banner di UKM Kerupuk (dok. pribadi)
Pemasangan Banner di UKM Kerupuk (dok. pribadi)

Kerupuk yang ada di desa ini dikenal dengan kerupuk rambak yang dibuat dengan tepung tapioka. Selain itu pembuatan kerupuk rambak ini tergolong sulit. Karena didalam proses pembuatan kerupuk rambak ini dibutuhkan sinar matahari yang cukup terik untuk penjemurannya. Tetapi juga ada jenis kerupuk yang lainnya. Selain itu, saat melewati kawasan Desa ini tidak jarang terlihat jejeran banyak kerupuk yang dijemur di lingkungan sekitar dan warga melakukan aktivitas pengolahan hingga penggorengan. 

Meskipun dalam keadaan pandemi seperti ini UKM Kerupuk tetap melakukan aktivitasnya seperti biasa. Walaupun penjualannya harus mengalami penurunan dari sebelum adanya Covid-19, tetapi masih adanya pelanggan tetapi yang setiap harinya membeli untuk di jual lagi. Dengan demikian mereka tetap bisa melangsungkan aktivitasnya.

"Biasanya krupuk ini dipasarkan di pengepul kerupuk yang di daerah pasar bojonegoro, pasar pumpungan dan masyarakat sekitar aja yang mau beli kita layani. Pemasaran kerupuk ini ada yang bersifat online, biasanya kalau online itu melalui whatsapp kalau mau pesen. Biasanya krupuk di daerah desa ini itu digunakan untuk acara hajatan, tetapi juga bisa digunakan untuk makanan sehari-hari" tutur salah satu produsen kerupuk yaitu Ibu Sumiyati. Dengan demikian bisa memesan krupuk ini melalui online maupun offline.

Didesa ini ada beberapa produsen kerupuk dalam proses produksi ada yang menggunakan alat modern tetapi dalam pengemasan masih dibantu oleh karyawan. Tetapi ada juga yang masih menggunakan tradisional yang dibantu oleh beberapa karyawan dan tetangga sekitar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun