Bojonegoro - Kerupuk merupakan makanan ringan yang digemari oleh banyak orang. Makanan yang berbentuk seperti keripik ini kerap dijadikan sebagai pelengkap teman makan nasi, atau sebagai camilan untuk menemani waktu santai. Kerupuk juga merupakan makanan tradisional yang sejak dulu sudah jadi teman makan sehari-hari. Bahkan di daerah tertentu di Indonesia, jenis kerupuk tertentu dijadikan menu wajib pelengkap hidangan khas.Â
Di tengah masa pandemi ini Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi salah satu sektor yang terkena dampak dari pandemi Covid-19. Akibatnya banyak beberapa usaha yang jatuh karena minimnya roda perekonomian selama berbulan-bulan. Tetapi di tengah situasi ini, masih terdapat para pelaku UKM yang berusaha bertahan dan mencoba bangkit kembali. Mereka tidak hanya bertahan tetapi mereka bergerak ke arah yang lebih positif dengan memberikan semangat yang patut dibanggakan. Salah satu yang terkena dampak adanya Covid-19 ini yaitu usaha UKM kerupuk yang terletak di Desa sumbangtimun, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro.Â
Di desa ini, UKM krupuk sudah berdiri sejak beberapa tahun lalu. Ada beberapa masyarakat desa ini yang memiliki usaha kerupuk, yang tentunya kerupuk yang dihasilkan memiliki ciri khas tersendiri. Sehingga tidak heran jika Desa ini terkenal sebagai penghasil kerupuk. Dalam hal ini, Mahasiswa KKN Pulang Kampung Universitas Negeri Malang 2021 melakukan program kerja pembuatan dan penyerahan banner usaha untuk UKM yang ada di Desa Sumbangtimun. Dalam proses pemasangan dilakukan secara berkala ke rumah pemilik UKM (8/7/2021). Program kerja ini dilakukan setelah melakukan kegiatan survei ke rumah pemilik UKM. Dari survei tersebut didapatkan 3 pemilik UKM yang membutuhkan banner usaha. Standar UKM yang diberi banner yaitu UKM yang sudah mempunyai banner tetapi sudah harus diganti. Dalam proses pemasangan tersendiri pemilik UKM terlihat memantau dan mengkoordinir letak posisi banner yang sesuai dengan diinginkan.Â
Selaku penanggungjawab program kerja yaitu Yorris Arga Mahendra dan Ardia Puti P., dengan diberikan banner yang diharapkan dapat membuat UKM dikenal dan dapat mengetahui tempat produksi kerupuk yang ada di desa tersebut.Â
Kerupuk yang ada di desa ini dikenal dengan kerupuk rambak yang dibuat dengan tepung tapioka. Selain itu pembuatan kerupuk rambak ini tergolong sulit. Karena didalam proses pembuatan kerupuk rambak ini dibutuhkan sinar matahari yang cukup terik untuk penjemurannya. Tetapi juga ada jenis kerupuk yang lainnya. Selain itu, saat melewati kawasan Desa ini tidak jarang terlihat jejeran banyak kerupuk yang dijemur di lingkungan sekitar dan warga melakukan aktivitas pengolahan hingga penggorengan.Â
Meskipun dalam keadaan pandemi seperti ini UKM Kerupuk tetap melakukan aktivitasnya seperti biasa. Walaupun penjualannya harus mengalami penurunan dari sebelum adanya Covid-19, tetapi masih adanya pelanggan tetapi yang setiap harinya membeli untuk di jual lagi. Dengan demikian mereka tetap bisa melangsungkan aktivitasnya.
"Biasanya krupuk ini dipasarkan di pengepul kerupuk yang di daerah pasar bojonegoro, pasar pumpungan dan masyarakat sekitar aja yang mau beli kita layani. Pemasaran kerupuk ini ada yang bersifat online, biasanya kalau online itu melalui whatsapp kalau mau pesen. Biasanya krupuk di daerah desa ini itu digunakan untuk acara hajatan, tetapi juga bisa digunakan untuk makanan sehari-hari" tutur salah satu produsen kerupuk yaitu Ibu Sumiyati. Dengan demikian bisa memesan krupuk ini melalui online maupun offline.
Didesa ini ada beberapa produsen kerupuk dalam proses produksi ada yang menggunakan alat modern tetapi dalam pengemasan masih dibantu oleh karyawan. Tetapi ada juga yang masih menggunakan tradisional yang dibantu oleh beberapa karyawan dan tetangga sekitar.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H