Jember, 22 Agustus 2024 - Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember (UNEJ) Membangun Desa (UMD) 230 berhasil menyelesaikan program kerja Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu (Pensi Perdu) dengan pawon urip di enam posyandu yang tersebar di Desa Sukosari. Pawon urip dalam Bahasa Jawa yang berarti dapur hidup merupakan kegiatan dari, oleh, dan untuk masyarakat pada lahan pekarangan masyarakat di rumah-rumah penduduk atau lahan untuk ditanami berbagai macam tanaman. Tujuan diadakannya program kerja pawon urip ini adalah sebagai upaya ketahanan pangan untuk membantu masyarakat bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri dengan melibatkan peran para perempuan desa serta membuat inovasi infrastruktur pawon urip.
Pelaksanaan program kerja pawon urip ini bekerja sama dengan kader posyandu dan ibu-ibu di Desa Sukosari. Pawon urip berada di enam posyandu Desa Sukosari yang terdapat pada masing-masing RW yaitu Posyandu Merak di Sukosari Barat (RW 01), Posyandu Rajawali di Sukosari Tengah (RW 02), Posyandu Elang di Sukosari Timur (RW 03), Posyandu Nuri di Rowokul (RW 04), Posyandu Jalak di Lor Kanal (RW 05), dan Posyandu Kakak Tua di Pondok Jaya (RW 06).
Menurut Koordinator Desa (Kordes) KKN UMD 230, Grenaldy Reyhan Erianto, "Pawon urip ini memiliki banyak manfaat bagi para warga desa antara lain yaitu menghemat biaya pengeluaran, membantu memenuhi kebutuhan gizi harian, memberikan hasil pangan yang lebih sehat, mengurangi jumlah limbah rumah tangga, meningkatkan keterampilan masyarakat, dan memberikan kesan estetika di lahan pekarangan rumah. Dengan adanya hal ini, diharapkan nantinya skor SDGs desa pada nomor 5 (Keterlibatan Perempuan Desa) sebesar 33,33 dan nomor 9 (Infrastuktur dan Inovasi Desa Sesuai Kebutuhan) sebesar 10,71 dapat meningkat dan sekaligus juga bisa mencegah terjadinya stunting," ujarnya.
Kegiatan ini diawali dengan penyiapan lahan pawon urip meliputi survei lahan, pengukuran lahan, pembahasan konsep pawon urip, dan pembersihan lahan. Kemudian, dilakukan penyemaian benih tanaman. Adapun jenis tanaman yang digunakan yaitu jahe, kunyit, sawi, bayam, kangkung, kenikir, cabai, tomat, terong, kemangi, seledri, kacang panjang, dan pepaya. Wadah yang digunakan sebagai media tanam adalah limbah sampah anorganik antara lain yaitu wadah bekas minyak, detergen, pewangi, sabun, dan air mineral. Wadah-wadah ini harus mengalami proses pencucian terlebih dahulu agar tanah tidak terkontaminasi yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman. Selain itu, juga dilakukan pembuatan rak pawon urip sebanyak 24 rak dengan model dua tingkat dan 5 rak dengan model tiga tingkat.
Agenda selanjutnya dan yang utama yaitu pengolahan dan eksekusi lahan pawon urip yang meliputi penggemburan tanah, pemindahan bibit ke wadah media tanam, penyiraman dengan air dan Pupuk Organik Cair (POC), serta pemasangan paranet. Setelah pengerjaan pawon urip di setiap posyandu selesai, dilakukan monitoring untuk memastikan apakah tanaman terawat dengan baik dan masih lengkap seperti semula. Hasilnya terlihat bahwa seluruh tanaman terawat dengan baik, hal ini menunjukkan adanya kerja sama yang baik dengan masyarakat desa terutama ibu-ibu kader posyandu.
Program kerja pawon urip ini disambut dengan sangat baik oleh masyarakat Desa Sukosari. Seluruh masyarakat berpartisipasi dalam membantu tercapainya keberhasilan terbentuknya pawon urip di masing-masing posyandu yang tersebar di Desa Sukosari.
"Enak ya sekarang di setiap posyandu ada pawon urip. Kalo mau ambil sayur enak tinggal ambil. Kayaknya ini nanti juga bisa diterapkan di rumah," ujar salah satu warga Desa Sukosari.