Desa Sukolilo adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Desa Sukolilo resmi dijadikan sebagai desa wisata pada tahun 2023. Selain sebagai desa wisata, desa ini juga memiliki daya tarik tersendiri melalui kuliner khasnya. Salah satunya yaitu kerupuk Samiler. Dulunya, kerupuk Samiler dibuat untuk camilan keluarga dan pelengkap hidangan pada acara-acara tertentu. Seiring berjalannya waktu, kerupuk ini kemudian dikenal luas di berbagai daerah hingga kota besar. Kerupuk ini terbuat dari singkong yang masih diolah secara alami sehingga menghasilkan kerupuk khas yang memiliki cita rasa yang gurih dan lezat.
Salah satu produsen kerupuk samiler di dusun Pohkecik desa Sukolilo yaitu bu Roidah atau kerap disapa bu Ida menjelaskan, ia memilih membuka usaha kerupuk Samiler karena biaya produksi yang lebih murah, selain itu ia menuturkan bahwa singkong sebagai bahan pokok pembuatan kerupuk Samiler juga dapat diutang dari pengepul singkong. "tapi kalau ini singkongnya diutangi, ambek pengepul wes ditaruh dibagi-bagi sebelum jadi uang ngga minta uang,singkonge saking daerah Njajang, pengepul ndugeni riki, 2 ton, 1 ton. Ada yang minta 2 kwintal dan 5 kwintal, ungkapnya.
Lebih lanjut, bu Ida menjelaskan sebelum membuka usaha kerupuk Samiler, ia dulunya merupakan buruh di rumah produksi milik tetangganya, namun, semenjak dianugerahi buah hati, sekitar tahun 1998 kemudian mendirikan rumah produksi kerupuk samiler sendiri di rumahnya agar tetap bisa menjaga buah hatinya. "Awalnya cuman bikin sedikit dicetak dipiring seng bagian belakang, paling hanya dapat satu mangkok seperti itu, terus itu dijual pas waktu lebaran", tuturnya.
Kerupuk Samiler mulai familiar sekitar tahun2000an. Permintaan pembeliannya pun sudah mulai banyak dari tahun ke tahun. Tidak hanya masyarakat sekitar desa, peminat kerupuk ini juga sudah merembet ke berbagai daerah di Jawa Timur dan sekitarnya. Salah satu alasan kerupuk ini banyak digemari oleh masyarakat adalah karena harganya yang sangat terjangkau dan rasanya yang khas karena diolah dengan bumbu-bumbu spesial yang alami tanpa tambahan pengawet.
Senada dengan bu Ida, bu Winarti yang merupakan produsen serupa menuturkan,ia mulai menjalankan usaha kerupuk Samiler sejak belum menikah, usaha kerupuk Samilersudah menjadi warisan turun temurun dan saat ini merupakan generasi kedua dari keluarganya. Akan tetapi, ia hanya menjual kerupuk samilernya di masyarakat lokal saja dan sudah mempunyai pembeli tetap. "Yang mendeti mentahan noh anu kakak saya, ingkang sadean enten seng mendet orang sini wong kene wae, sadeane biasane keliling", pungkasnya.
Harga kerupuk Samiler sendiri yaitu Rp. 5.000 per bungkus (isi 12/sudah matang) untuk yang dijual mentah harganya 1 kg RP. 17.000 ( harga bisa berubah tergantung bahan tambahan seperti kurang manis atau asin), tergantung pesenan pembeli. "Mulai damel jam 9 paling sampai jam 3. Bikinnya 1 kwintal lebih, jadinya 30kg sampai 35 kg", ungkap bu Winarti.
Selain bu Roidah dan bu Winarti, sebagian warga Dusun Pohkecik Desa Sukolilo memang menjadikan usaha kerupuk samiler sebagai mata pencaharian karena modalnya yang tidak mahal dan keuntungan yang diperoleh cukup menjanjikan meski dijual dengan harga yang murah meriah, sehingga kerupuk Samiler memiliki banyak peminat dari kalangan masyarakat luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H