lembaga-lembaga yang ada di desa sentul. beberapa hasil observasi kami disana adalah kami mendapatkan beberapa informasi tentang masalah yang sedang kami angkat yaitu tentang sampah. nah disini narasumber yang kami temui adalah buk anis & Bu lita selaku guru SDN Sentul 1. kami sempat bertanya tentang sampah yang ada di belakang lembaga. mulai kapan sampah itu berada di sana. ternyata sampah tersebut mulai ada di belakang lahan sekolah sejak beliau mengajar lahan samah tersebut memang sudah ada beliau menjelaskan jika beliau mulai mengajar disini sejak 2001, ternyata lahan sampah tersebut sudah ada. karena memang di lembaga tersebut juga tidak tersedia TPA, jadi terpaksa di buang ke belakang lembaga akan tetapi sekarang sudah mengurangi tumpukan sampah yang di belakang, dikarenakan dulu sampah yang menumpuk di lahan belakang sekolah bukan hanya sampah dari sekolah melainkan juga dari warga sekitar. sebelum kami pergi ke narasumber yang kami sebut kami juga sempat memasuki kelas  3 materi yang sudah di ajarkan oleh guru sebelumnya adalah penambahan, pengurangan, dan perkalian. tak lupa kami memberikan sedikit permainan dalam mengedukasi siswa siswi dengan bermain ranjang. apa itu bermain ranjang istilah lainnya permainan ini di sebut sepur-sepur an gambar bisa dilihat di atas. siapa yang di tangkap di ranjang maka siswa tersebut harus menyelesaikan quest dari kami.
di pagi hari setelah memasak tepat jam 06.30 kami bersiap-siap untuk melanjutkan observasi kami yaitu dikami juga bertanya tentang putus sekolah yang berada di desa sentul dusun krajan apakah banyak atau tidak?. jawaban dari narasumber kami ternyata memang tidak ada yang putus sekolah di zaman sekarang dikarenakan sudah banyaknya lembaga yang dekat dengan pedesaan sentul. narasumber kami juga bercerita tentang pernikahan dini, tentang hal ini beliau menjelaskan sudah berkurang angka pernikahan dini yang ada di desa sentul. alasannya sama karena banyaknya lembaga yang sudah berdiri di sekitar desa.
setalah pergi dari lembaga, sekitar jam 16.30 kami melanjutkan observasi kami tentang permasalahan pendidikan kepada pak kasun dusun krajan (Bapak Timbul). kami memperoleh informasi tentang awal masuk pendidikan / tingkat awal, banyak yang langsung pergi ke TK hanya beberapa orang yang menyekolahkan anaknya ke KB/PAUD dikarenakan harus bersama dengan orangtuanya. untuk pendidikan selanjutnya pak kasun menjelaskan tidak adanya masalah akan tetapi beberapa siswa yang sudah sampai ke jenjang menengah atas itu lebih memilih membantu orangtuanya dan bekerja. pak kasun juga menjelaskan perihal ekonomi yang ada di dusun krajan beliau menjelaskan jika dusun krajan juga sudah mengalami pengurangan dalam pengangguran. ada yang bekerja sebagai buruh pabrik dan juga repair yang di rumah masing-masing.
pak kasun juga menjelaskan bahwa kebiasaan membakar sampah yang ada di dusun krajan itu sudah mulai dulu. tidak adanya solusi selain membakar sampah yang sudah menumpuk. masyarakat juga itidak pernah ada yang membuang sampah ke sungai. untuk kotoran hewan pun itu dibakar dan dijadikan pupuk organik. dulu ada rencana adanya pembangunan TPA di dusun ini akan tetapi untuk yang mengurusi TPA ini belum ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H