Senin, 17 Juli 2023 merupakan hari pelepasan Mahasiswa KKN Kolaboratif periode 2023 yang dilaksanakan di Alun-Alun Kota Jember. Kegiatan KKN Kolaboratif kali ini diikuti oleh 18 Perguruan Tinggi dari Jember, Malang, dan Surabaya. Acara berlangsung meriah dengan dihadiri oleh Bupati Jember, Ir. H. Hendy Siswanto, ST. IPU dan sejumlah perangkatnya. Pelepasan Mahasiswa KKN ditandai dengan menerbangkan sejumlah burung merpati yang mengandung makna simbolik sebagai kebebasan mahasiswa pada Kurikulum Merdeka, serta dimaksudkan sebagai harapan kepada para mahasiswa untuk bebas terbang layaknya merpati dengan memanfaatkan potensi mereka untuk turut serta membantu membangun Desa.
Sekitar 246 kelompok KKN Kolaboratif diterjunkan ke berbagai desa di Kabupaten Jember selama 40 hari, dimulai dari 17 Juli 2023 dan akan berakhir pada 25 Agustus 2023. Adapun kelompok yang ikut serta dalam KKN Kolaboratif ini salah satunya adalah Kelompok 051 yang berisikan 14 mahasiswa gabungan, terdiri dari mahasiswa Universitas Jember (UNEJ), Universitas Islam Jember (UIJ), dan Universitas Muhammadiyah Jember (UNMUH) yang ditempatkan di Desa Sempolan, Kecamatan Silo, Jember.
Pada 18 Juli 2023, diadakan acara penyambutan mahasiswa KKN Kolaboratif di Balai Kecamatan Silo. Para perangkat kecamatan menyambut baik kedatangan Mahasiswa KKN Kolaboratif dan mengharapkan yang terbaik untuk program kerja masing-masing kelompok.

Jenis tanaman yang dapat dengan mudah kita temui di persawahan Desa Sempolan yakni padi, tembakau, dan cabai. Salah satu perangkat Desa Sempolan, Bapak Sugeng Riyadi menjelaskan jika potensi Desa Sempolan ada pada sektor pertaniannya yang persentasenya mencapai 60-80%, serta mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani. Dimana jenis tanaman tembakau paling banyak ditanam di Dusun Plalangan, sedangkan warga Dusun Krajan dan Dusun Onjur lebih banyak menanam padi dan cabai.
Akses jalan menuju beberapa pemukiman warga masih kurang memadai, tidak semua jalan beraspal namun masih dapat ditempuh dengan sepeda motor. Suasana malam yang hening dan sepi khas pedesaan dapat membantu kita rileks sejenak dari hiruk pikuk dan sorot lampu kota. Meskipun sedikit terkendala dengan perbedaan bahasa, namun Warga Desa Sempolan sangat ramah dan menerima baik kedatangan para mahasiswa KKN.
Bapak Sugeng juga menambahkan jika Desa Sempolan memiliki agenda pengajian rutin satu bulan sekali setiap malam Sabtu Pon kalender Jawa yang terbuka untuk umum dan pengajian rutin setiap minggu atau disebut dengan muslimatan yang diikuti oleh kelompok Ibu-ibu Desa Sempolan. Dilaksanakan di Balai Desa Sempolan, kegiatan ini selalu ramai oleh jamaah. Pengajian rutinan yang diikuti oleh hampir seluruh warga ini memiliki potensi untuk meningkatkan tali silaturahmi dan rasa gotong royong warga desa Sempolan.
Hal yang patut kita contoh dari masyarakat Desa Sempolan yakni mereka masih mempertahankan agenda pengajian rutinan dan menjadikan Desa Sempolan memiliki budaya yang unik dan khas dari kebanyakan desa lainya. Budaya yang demikian dapat berpotensi menambah modal sosial masyarakat. Selain itu, memungkinkan juga bagi mereka untuk memecahkan berbagai masalah dengan mudah bersama-sama serta menumbuhkan rasa saling percaya dan mempererat hubungan sosial antar warga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI